Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WARREN. General Motors Co (GM) dan LG Chem Korea Selatan menyatakan pada hari Kamis (5/12) waktu setempat bakal menginvestasikan dana sebesar US$ 2,3 miliar untuk membangun pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik yang merupakan hasil kerjasama kedua perusahaan di Ohio. Investasi tersebut menurut artikel yang dimuat Reuters, Jumat (6/12) bakal menjadi pabrik baterai terbesar di dunia.
Pabrik tersebut nantinya akan dibangun berdekatan dengan pabrik perakitan milik GM di Lordstown yang terletak di ujung Timur Ohio. Lebih lanjut, fasilitas tersebut kelak akan mempekerjakan lebih dari 1.100 orang menurut perusahaan. Konstruksi alias pembangunan pabrik tersebut rencananya akan mulai dibangun pada pertengahan tahun 2020, pabrik ini nantinya akan memiliki kapasitas tahunan lebih dari 30 gigawat dengan fleksibilitas untuk terus berkembang.
Baca Juga: IKEA beli saham startup teknologi Optoro
Dalam konferensi persnya, Chief Executive Officer GM Mary Barra mengatakan usaha patungan (joint venture) tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan dan profitabilitas kendaraan listrik.
Barra juga mengatakan, pabrik baterai Ohio akan mempercepat inisiatif pembuat mobil untuk memperkenalkan 20 kendaraan listrik baru secara global pada 2023. "General Motors percaya penelitian tentang pemanasan global, dan kami percaya pada masa depan yang serba listrik," terang Barra.
Lebih lanjut, perusahaan juga mengatakan sel-sel baterai akan digunakan dalam pikap (pick up) listrik garapan GM yang akan mulai berproduksi pada musim gugur tahun 2021 di pabrik Detroit-Hamtrack. Diprediksi, perusahaan akan memiliki lebih dari satu produk baterai.
Baca Juga: Akibat perang dagang, Moody's pangkas outlook bank global jadi negatif
Pada bulan Oktober 2019, Reuters sempat melaporkan bahwa pabrik Detroit-Hamtramck diharapkan untuk membangun setidaknya empat kendaraan listrik yang berbeda, termasuk SUV untuk Cadillac dan pickup untuk GMC.
Pabrik sel baterai Ohio akan meningkatkan kapasitas baterai LG Chem hingga 100 gigawatt per jam pada akhir 2020 menurut CEO LG Chem Hak-Cheol Shin. Setiap perusahaan akan melakukan investasi masing-masing sekitar US$ 916 juta, dengan sisanya berasal dari utang yang dikumpulkan oleh perusahaan patungan, menurut Juru Bicara GM.
Pemasok industri kendaraan listrik menyambut baik hal tersebut, terutama pembicaraan GM tentang truk bertenaga listrik lantaran mobil jenis pickup dan SUV merupakan jantung dari pasar Amerika Serikat (AS).
Pesaing lintas kota LG Chem, SK Innovation yang memprakarsai mobil listrik keluaran Volkswagen dan Daimler juga tak tinggal diam. Pada bulan Maret 2019 lalu SK Innovation sudah mulai mendirikan pabrik baterai mobil listrik senilai US$ 1,7 miliar di Commerce, Georgia yang lokasinya sekitar 200 km dari pabrik Cattanooga Volkswagen, yang akan menjadi penguasa distribusi baterai mobil listrik di AS.
Baca Juga: China menghapus tarif impor kedelai dan daging babi AS
"Kami telah berusaha menjelaskan kepada semua pihak, bahwa rantai pasok kendaraan listrik AS akan tumbuh ketika banyak (produsen mobil) membuat lebih banyak truk listrik di negara ini," ujar Keith Phillips, CEO Piedmont Lithium Ltd yang mengembangkan tambang lithium dekat Charlotte, North Carolina. Lithium merupakan bahan utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Sumber yang mengetahui rencana itu, mengatakan para pekerja pabrik Kimia GM-LG diharapkan akan mendapatkan gaji sebesar US$ 15 hingga US$ 17 per jam, hal ini disampaikan oleh serikat Pekerja Auto. Bila itu terjadi, tentunya pabrik tersebut akan menjadi pabrik dengan serikat pekerja. Lantaran saat ini pabrik yang sudah ada seperti pabrik baterai milik Tesla di Nevada dan pabrik baterai LG Chem di Michigan tidak memiliki serikat pekerja.