kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Goldman Sachs: Tepco kemungkinan besar tidak akan diambil alih pemerintah


Kamis, 14 April 2011 / 13:23 WIB
Goldman Sachs: Tepco kemungkinan besar tidak akan diambil alih pemerintah
ILUSTRASI. JAKARTA,07/07-GARUDA METALINDO CATATKAN SAHAM. Suasana lantai bursa saat pencatatan saham PT Garuda Metalindo Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (07/07). Produsen fasteners dan cold forming parts terdepan di Indonesia ini resmi mencatatkan saham


Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

TOKYO. Goldman Sachs menyatakan, Tokyo Electric Power Co. alias Tepco, operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Hiroshima Daiichi kemungkinan tidak akan membiarkan perusahaan diambil alih pemerintah Jepang, walaupun krisis nuklir yang terjadi pasca gempa membutuhkan banyak dana untuk perbaikan.

Perusahaan masih memiliki cukup uang kas dan para pembayar pajak cenderung memberi kompensasi atas kerusakan akibat kerusakan yang terjadi di reaktor nuklir itu. "Kemungkinan Tepco di nasionalisasi sangat rendah," ujar Hiroyuki Sakaida analis Goldman Sachs di Tokyo.

Penilaian Goldman Sachs sangat kontras dengan pernyataan dari Bank of America yang bulan lalu menyatakan bahwa perusahaan menghadapi klaim hingga 11 triliun yen atau sekitar US$ 132 miliar, jika krisis nuklir terus terjadi selama dua tahun ke depan.

Sakaida menjelaskan, kas Tepco sangat kuat lantaran selama ini perusahaan ini menjalankan monopoli usaha di sektor pembangkit listrik di Jepang. Tidak seperti perbankan, perusahaan listrik seperti Tepco tidak harus memiliki persyaratan kecukupan modal.

"Sehingga ambang bagi pemerintah untuk menyuntikkan modal dengan membeli saham menjadi lebih tinggi," ujarnya.

Menurut peraturan di Jepang, jika terjadi kerusakan nuklir, perusahaan harus membayar asuransi sekitar 120 miliar yen. "Pemerintah pun akan membayar kompensasi kepada para korban bencana Fusuhima melebihi jumlah itu," katanya.







TERBARU

[X]
×