Sumber: Reuters | Editor: Rizki Caturini
TOKYO. Tokyo Electric Power atau Tepco, perusahaan yang mengelola pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang, telah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 24 miliar. Namun, dana sebesar itu dirasa belum cukup, melihat potensi krisis nuklir yang makin mengancam membuat perusahaan membutuhkan dana besar untuk memperbaiki reaktor yang rusak.
Bahkan Presiden Tokyo Electric Power Masataka Shimizu sampai dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan akibat tekanan darah tinggi yang dideritanya. Shimizu sama tertekannya dengan perusahaan yang dipimpinnya, setelah terjadi kebocoran radiasi nuklir, pemadaman listrik akibat krisis listrik dan juga evakuasi besar-besaran untuk menghindari banyak korban yang jatuh akibat bencana nuklir ini.
Sehingga, tanggung jawab usaha mengakhiri krisis nuklir diberikan kepada Tsunehisa Katsumata. Namun Katsumata belum memperkirakan berapa besar lagi dana yang dibutuhkan perusahaan, setelah gempa merusak reaktor nuklir Fukushima.
Pemerintah mau tak mau pun harus campur tangan untuk mencari jalan keluar terkait kebutuhan dana Tepco untuk memperbaiki reaktor yang rusak. Paling tidak, Tepco harus memperbaiki empat dari enam reaktor nuklir di Fukushima.
"Tepco harus membayar mahal, bisa sampai triliunan yen. Tapi, pemerintah juga tidak akan membiarkan uang terus mengalir ke Tepco seperti memasukkan air ke ember yang ada lubang di dalamnya," ujar Norihiro Fujito senior investment strategist Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
Akibat bencana ini, saham Tepco turun 17,7% menjadi 466 yen per saham, sebelum perdagangan saham dihentikan perdagangannya setelah Shimizu dilarikan ke rumah sakit.