Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - GAZA/YERUSALEM/KAIRO. Hamas membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu (8/2), sementara Israel mulai melepaskan puluhan warga Palestina dalam tahap akhir kesepakatan gencatan senjata. Kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza.
Tiga sandera yang dibebaskan adalah Ohad Ben Ami dan Eli Sharabi, yang diculik dari Kibbutz Be’eri saat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serta Or Levy, yang diculik dari festival musik Nova.
Ketiganya tampak kurus dan lemah saat diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Gaza tengah, sebelum dibawa ke pasukan Israel.
Baca Juga: Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina Setelah Hamas Pulangkan 3 Sandera Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam tayangan pembebasan yang dilakukan Hamas, yang menampilkan para sandera diwawancarai oleh seorang pria bertopeng dengan militan bersenjata di kedua sisinya.
Presiden Israel Isaac Herzog juga menyebut tindakan Hamas sebagai "sinis dan kejam."
Israel Bebaskan 183 Tahanan Palestina
Sebagai bagian dari pertukaran ini, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina, termasuk 111 orang yang ditahan selama perang di Gaza. Beberapa di antara mereka dihukum atas serangan yang menewaskan puluhan warga Israel.
Di Ramallah, bus yang membawa 42 tahanan Palestina disambut oleh kerumunan yang bersorak dan mengibarkan bendera Palestina.
Salah satu yang dibebaskan adalah Eyad Abu Shkaidem, yang sebelumnya dijatuhi hukuman 18 kali penjara seumur hidup atas keterlibatannya dalam serangan bunuh diri.
Baca Juga: Maladewa Bergabung Dengan Afrika Menggugat Genosida Israel di Jalur Gaza Palestina
Bagi keluarga sandera Israel, kepulangan mereka diwarnai dengan berbagai emosi. Forum Keluarga Sandera membandingkan kondisi ketiga sandera dengan para penyintas kamp konsentrasi Nazi, menyerukan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza.
Kesepakatan Gencatan Senjata
Pertukaran ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama 42 hari, dimediasi oleh Mesir dan Qatar dengan dukungan Amerika Serikat. Kesepakatan ini sejauh ini telah menghasilkan pembebasan 13 sandera Israel dan lima sandera Thailand, serta 583 tahanan Palestina.
Namun, proses negosiasi masih menghadapi tantangan. Hamas menegaskan bahwa mereka tidak bisa dikesampingkan dalam pembahasan pascaperang di Gaza, sementara Israel terus menyusun rencana untuk memungkinkan warga Palestina meninggalkan wilayah tersebut.
Hingga saat ini, konflik yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan lebih dari 250 orang disandera.
Baca Juga: Pasukan Israel Tewaskan Lima Pejuang Palestina di Masjid Tepi Barat
Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara dan darat di Gaza, yang menurut otoritas kesehatan setempat telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina.
Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Hamas dan Israel atas dugaan kejahatan perang.
Sementara itu, kelompok hak asasi manusia melaporkan pelanggaran terhadap tahanan Palestina di penjara Israel, yang saat ini masih dalam penyelidikan oleh militer Israel.