Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Jumlah pemilik Bitcoin di seluruh dunia pada tahun 2025 diprediksi hanya mencapai 4% dari total populasi dunia.
Mengacu data perusahaan jasa keuangan Bitcoin, River, wilayah Amerika Utara memiliki jumlah populasi pemilik Bitcoin terbesar di dunia. Diperkirakan 10,8% penduduk Amerika Serikat saat ini mengantongi Bitcoin.
Di bawah Amerika Serikat, ada Amerika Selatan dengan 6,6%, Asia dengan 3,6%, Eropa dengan 3,4%, Oseania dengan 3,3%, dan Afrika dengan 1,6%.
Secara keseluruhan, adopsi Bitcoin cenderung lebih tinggi di wilayah yang lebih maju daripada di wilayah berkembang.
River memperkirakan, Bitcoin baru mencapai 3% dari potensi adopsi maksimumnya, artinya mata uang kripto ini masih dalam tahap awal adopsi global. Angka 3% dengan menghitung total pasar Bitcoin yang dapat dituju, yang meliputi pemerintahan, korporasi, dan lembaga.
River juga memperhitungkan kurangnya alokasi institusional dan tingkat kepemilikan individu untuk menghasilkan metrik 3%.
Baca Juga: El Salvador Tak Gentar, Terus Borong Bitcoin di Tengah Ancaman IMF
Ditinggalkan Secara Perlahan
Popularitas Bitcoin berkembang pesat dalam beberapa bulan terakhir. Harga Bitcoin bahkan sempat menembus angka US$108.000 pada Desember 2024.
Baru-baru ini, Bitcoin bahkan dipilih oleh AS sebagai aset cadangan.
Sayangya, koin digital ini mulai ditinggalkan secara perlahan karena beberapa rintangan di level global.
Baca Juga: El Salvador Pegang 6.102 Bitcoin, Pastikan Tidak Tambah di Sektor Publik
Mengutip Cointelegraph, masalah terbesar yang dihadapi oleh Bitcoin adalah kurangnya pendidikan finansial dan teknis. Hal ini masih memicu kesalahpahaman tentang Bitcoin, termasuk gagasan bahwa itu adalah penipuan atau Skema Ponzi.
Aset digital pun terkenal karena volatilitasnya yang tinggi, bisa menjadi keuntungan bagi trader jangka pendek, namun tantangan besar bagi mereka yang menggunakan Bitcoin sebagai alat tukar atau penyimpan nilai.
Tingginya ketidakseimbangan volatilitas telah memengaruhi penduduk di negara berkembang, yang beralih ke stablecoin dolar AS sebagai tempat penyimpanan nilai digital.
Stablecoin jenis itu lebih disukai karena biaya transaksi yang rendah dan stabilitas relatif dibandingkan dengan mata uang kripto lainnya.
Tonton: Donald Trump Tetapkan Bitcoin Jadi Cadangan Strategis AS