Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan China untuk bisa merebut posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan ekonomi terbesar kini semakin kecil bahkan bisa terbilang pupus. Sebab, kepercayaan diri pada China kondisinya terus merosot.
Terbaru, Bloomberg Economics memperkirakan Negeri Tirai Bambu tersebut baru bisa menyalip perekonomian AS pada pertengahan tahun 2040. Hanya saja, kondisi tersebut tak akan konsisten karena perbedaannya juga bakal kecil.
Pandangan tersebut salah satunya dipengaruhi efek pandemi Covid-19 yang membuat negara tersebut jatuh terpuruk. Padahal, sebelum pandemi, Bloomberg Economics memperkirakan China akan mengambil dan mempertahankan posisi teratas pada kisaran tahun 2030.
“Pemulihan kembali pasca Covid-19 telah kehabisan tenaga, mencerminkan kemerosotan properti yang semakin dalam dan memudarnya kepercayaan terhadap pengelolaan ekonomi Beijing,” tulis Bloomberg Economists dalam catatan penelitiannya (5/9).
Baca Juga: Goldman Sachs Memangkas Peluang Resesi AS menjadi 15% karena Membaiknya Inflasi
Para ekonom tersebut kini melihat pertumbuhan ekonomi China bakal melambat menjadi 3,5% pada 2030 dan mendekati 1% pada 2050. Itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya masing-masing 4,3% dan 1,6%.
Pada tahun lalu, perekonomian China hanya tumbuh 3% pada tahun lalu. Ini menjadi tingkat pertumbuhan paling lambat dalam beberapa dekade terakhir ketika pengendalian pandemi dan krisis properti melanda negara tersebut.
Ekonom yang disurvei Bloomberg juga telah menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk tahun 2024 menjadi lebih rendah dari 5%. Revisi prospek ini terjadi ketika dunia mempertimbangkan kembali cara bekerja sama dengan China yang mungkin sedang mendekati puncak kekuasaannya, meskipun tidak sedang mengalami penurunan.
Sebaliknya, Amerika tampaknya berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan prediksi banyak ekonom beberapa bulan lalu. Pasar tenaga kerja yang kuat, belanja konsumen yang kuat, dan inflasi yang moderat telah meningkatkan kepercayaan terhadap kemampuan perekonomian untuk menghindari resesi saat ini.
Bloomberg Economics memperkirakan potensi pertumbuhan AS sebesar 1,7% pada tahun 2022-2023, dengan perkiraan jangka panjang menunjukkan penurunan secara bertahap menjadi 1,5% pada tahun 2050.
Amerika Serikat dan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) semakin melihat bukti adanya masalah struktural yang mengakar di Tiongkok, melihat peluang yang pada akhirnya akan memperkuat tangan Barat dalam menghadapi pesaing geopolitik yang melemah dan juga mempertimbangkan dampak dari perlambatan tersebut.