Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga batubara termal China turun 11% pada awal perdagangan Kamis (21/10), memperpanjang kerugian yang meningkat sejak Selasa (19/10) ketika Beijing berencana melakukan intervensi untuk meredam lonjakan harga.
Mengutip Reuters, harga batubara termal berjangka paling aktif di China turun pada pembukaan menjadi 1.587,4 yuan (US$ 248,28) per ton. Angka ini merosot hampir 20% dari rekor tertinggi 1.982 yuan per ton yang disentuh pada Selasa lalu.
Meskipun, harga batubara termal berjangka masih naik lebih dari tiga kali lipat dibanding awal tahun ini.
Batubara kokas dan coke berjangka di Dalian Commodity juga memperpanjang kerugian. Batubara kokas jatuh 6,3% menjadi 3.311 yuan per ton dan coke turun 2,6% menjadi 4.056,5 yuan per ton pada pukul 11.30 waktu Beijing.
Baca Juga: China siap intervensi, kembalikan harga batubara ke kisaran wajar
Meskipun perubahan harga batubara baru-baru ini, biaya energi, tenaga kerja, dan lainnya yang lebih tinggi secara keseluruhan saat ini akan bertahan hingga ke konsumen akhir, menurut para ekonom dan analis.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan pada Selasa, mereka sedang mempelajari cara-cara untuk mengintervensi harga batubara yang tinggi dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membawanya ke kisaran yang wajar.
Rencana itu NDRC ungkapakan setelah mengadakan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan batubara utama dan asosiasi industri China.
Hukum China mengizinkan menetapkan batas harga
Hukum China mengizinkan Dewan Negara dan pemerintah daerah untuk membatasi tingkat keuntungan serta menetapkan batas harga ketika harga barang atau jasa penting naik tajam, NDRC menyatakan.
Baca Juga: Harga batubara turun di bawah US$ 200 per ton, ini penyebabnya!
NDRC berjanji, untuk menindak setiap penyimpangan dan menjaga ketertiban pasar.
Kekurangan pasokan batubara, bahan bakar utama China untuk pembangkit listrik, telah menyebabkan penjatahan listrik untuk industri di banyak wilayah dan menghambat pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
China adalah produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia, dan telah meningkatkan produksi domestik untuk memenuhi permintaan.
NDRC akan memastikan tambang batubara beroperasi pada kapasitas penuh dan bertujuan untuk mencapai produksi setidaknya 12 juta ton per hari.
Ini menempatkan produksi pada tingkat tertinggi di 2021, lebih dari 11,6 juta ton pada 18 Oktober, naik 1,2 juta ton dari akhir September, setelah upaya habis-habisan untuk meningkatkan pasokan termasuk persetujuan untuk tambang batbara baru.
Regulator sekuritas China telah meminta bursa berjangka untuk menaikkan biaya, membatasi kuota perdagangan, dan menindak spekulasi dalam menanggapi lonjakan harga batubara.