Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin menanjak kembali di atas ambang US$ 20.000 pada Selasa (5/7), yang telah menjadi titik pengamatan psikologis bagi investor yang mengukur panjang pasar bearish saat ini.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Selasa (5/7) pukul 13.15 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 20.302,05 atau melonjak 6,12% dalam 24 jam terakhir, tapi masih turun 2,27% sepekan.
Hanya, Crypto Fear & Greed Index tetap terjepit di wilayah ketakutan yang ekstrem, karena kekurangan bukti meyakinkan bahwa inflasi bakal terkendali dan ekonomi global tidak akan jatuh ke dalam resesi.
"Bitcoin berada di bawah tekanan hampir sepanjang minggu lalu," kata Analis Pasar Senior FxPro Alex Kuptsikevich kepada CoinDesk.
Baca Juga: Harga Bitcoin Anteng di US$ 19.000, Tunggu The Fed Bikin Kejutan
"Pemantulan harga singkat di awal bulan pada 1 Juli lebih mungkin karena kegembiraan emosional dari awal periode baru (bulan, kuartal, semester) dibanding perubahan mendasar dalam situasi," ujarnya.
Kuptsikevich mencatat, latar belakang ekonomi yang bermasalah kemungkinan akan terus mengganggu pasar kripto.
"Gambaran global tetap bearish karena pasar saham tidak menunjukkan sekilas pengetatan kondisi keuangan oleh bank sentral," ungkap dia
"Pada grafik mingguan, harga Bitcoin tetap di bawah rata-rata 200 minggu, setelah gagal dalam upaya malu-malu untuk naik lebih tinggi minggu lalu," imbuhnya.