Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas jatuh pada Selasa (30/9/2025) karena investor melakukan aksi ambil untung setelah harga mencapai rekor tertinggi di awal sesi. Sementara kekhawatiran akan penutupan pemerintah AS dan meningkatnya spekulasi pemotongan suku bunga Federal Reserve membatasi kerugian.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,9% menjadi US$ 3.800,34 per ons troi, pada pukul 09.24 GMT setelah naik 1% mencapai rekor tertinggi US$ 3.871,45 selama jam perdagangan Asia.
Harga emas batangan telah naik 10,4% sejauh ini di bulan September, dan berada di jalur untuk mencatat persentase kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2020.
Baca Juga: Harga Emas Masih Meroket, Bagaimana Strategi Investasinya?
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,7% menjadi US$ 3.827,80.
Analis eksternal Swissquote, Carlo Alberto De Casa mengatakan emas telah memangkas kenaikan akibat aksi ambil untung setelah naik sebanyak 1% selama sesi perdagangan Asia.
"Dan sejauh ini, ini hanyalah koreksi teknis dan kita tidak membicarakan inversi."
Presiden AS Donald Trump dan lawan-lawan Demokratnya tampaknya hanya membuat sedikit kemajuan dalam pertemuan Gedung Putih yang bertujuan untuk mencegah penutupan pemerintah yang dapat mengganggu berbagai layanan secepatnya pada hari Rabu.
"Risiko penutupan pemerintah untuk emas bersifat positif karena berarti ketidakpastian dan bahwa Federal Reserve tidak memiliki data yang jelas karena data tersebut bisa terlambat," tambah De Casa.
Pasar memperkirakan peluang 89% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed di bulan Oktober, menurut alat FedWatch CME Group.
Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi ke US$ 3.865,6 di Siang Ini (30/9), Simak Prospeknya
Investor kini menantikan serangkaian data AS, termasuk data penggajian non-pertanian hari Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi perekonomian.
Pada Senin (29/9/2025), Departemen Tenaga Kerja AS mengonfirmasi bahwa badan statistiknya akan menangguhkan rilis data, termasuk laporan ketenagakerjaan bulanan yang sangat dipantau jika terjadi penutupan sebagian pemerintah.
UBS memperkirakan emas dapat naik hingga US$ 4.200 per ons troi pada pertengahan 2026 dalam skenario bullish-nya, ungkap bank tersebut dalam sebuah catatan pada hari Selasa.
Emas, yang dipandang sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, cenderung berkinerja baik dalam kondisi suku bunga rendah.
Saham Zijin Gold International China naik 66% dalam debut perdagangannya di Hong Kong, setelah perusahaan tersebut meraup US$ 3,2 miliar dalam penawaran umum perdana (IPO), transaksi terbesar dari jenisnya secara global pada tahun 2025.