kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.588   10,00   0,06%
  • IDX 8.239   -18,79   -0,23%
  • KOMPAS100 1.124   -3,50   -0,31%
  • LQ45 791   -2,87   -0,36%
  • ISSI 295   0,45   0,15%
  • IDX30 413   -1,68   -0,41%
  • IDXHIDIV20 464   -2,95   -0,63%
  • IDX80 124   -0,24   -0,20%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,20%
  • IDXQ30 129   -0,38   -0,29%

Harga Emas Tertinggi Sejak 1979, Cek Penyebab dan Prediksi ke Depan


Senin, 13 Oktober 2025 / 07:29 WIB
Harga Emas Tertinggi Sejak 1979, Cek Penyebab dan Prediksi ke Depan
ILUSTRASI. Tahun 2025 menjadi momen luar biasa bagi emas. Harganya melesat lebih dari 54% dan sempat menembus level US$ 4.000 per ons troi. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: The Economic Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Tahun 2025 menjadi momen luar biasa bagi emas. Harganya melesat lebih dari 54% dan sempat menembus level US$ 4.000 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi sejak tahun 1979. 

Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi, ketidakpastian ekonomi, pelemahan dolar AS, serta ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia.

Mengapa Investor Beralih ke Emas?

Mengutip The Economic Times, dalam masa ekonomi yang goyah, emas selalu menjadi “tempat berlindung aman” bagi investor. Tahun ini pun tidak berbeda. Inflasi di Amerika Serikat telah bertahan di atas target 2% yang ditetapkan Federal Reserve selama lebih dari empat tahun, menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi.

Selain itu, kenaikan tarif perdagangan dan beberapa kali government shutdown menambah ketidakpastian karena menunda publikasi data ekonomi penting. Tidak seperti saham atau obligasi, nilai emas tidak bergantung pada pemerintah atau perekonomian tertentu — membuatnya semakin menarik di tengah risiko global.

Meski harga emas naik tajam, pasar saham juga masih bergairah berkat performa kuat perusahaan teknologi besar yang terdorong euforia kecerdasan buatan (artificial intelligence)

David Kotok, Co-founder Cumberland Advisors, mengatakan, “Pasar saham dan emas bergerak mengikuti dua irama yang berbeda.” Artinya, emas mencerminkan rasa cemas dan keinginan mencari perlindungan, sementara saham melambangkan optimisme terhadap pertumbuhan masa depan.

Baca Juga: Tren Harga Emas Kerek Bisnis Bullion Perbankan

  • Bank Sentral Dorong Permintaan Global

Bank-bank sentral di seluruh dunia terus menambah cadangan emas mereka. Tren ini makin menguat sejak Rusia terkena sanksi akibat invasi ke Ukraina, memaksa banyak negara meninjau ulang strategi cadangan devisa mereka. 

Direktur IMF Kristalina Georgieva menegaskan, “Ketahanan global belum benar-benar diuji, tapi tanda-tanda ujian itu sudah tampak — lihat saja lonjakan permintaan emas dunia.”

Permintaan kuat dari pemerintah ini memberikan fondasi kokoh bagi kenaikan harga emas.

  • Faktor Dolar AS yang Melemah

Dolar AS juga tengah berada di posisi lemah dibanding dekade-dekade sebelumnya, membuat emas tampak lebih murah dan menarik bagi investor yang memegang mata uang lain. 

Miliarder Ken Griffin, pendiri hedge fund sekaligus pendukung Trump, menyebut semakin banyak investor yang melihat emas lebih aman dibanding dolar itu sendiri — tren yang dikenal sebagai “de-dolarisasi.”

Baca Juga: Potensi Profit 44,97% Setahun, Cek Kalkulasi Untung Rugi Investasi Emas Antam

Fenomena ini menandakan pergeseran kepercayaan dari dolar sebagai mata uang “paling aman di dunia.”




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×