kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   -935,51   -100.00%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga hunian di Australia diramal bakal melonjak 17% pada tahun ini


Senin, 26 April 2021 / 19:48 WIB
Harga hunian di Australia diramal bakal melonjak 17% pada tahun ini
ILUSTRASI. Harga hunian di Australia diramal bakal melonjak 17% pada tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti di Australia tengah menggeliat. Ekonom ANZ memperkirakan bakal terjadi lonjakan harga di pasar real estate Australia di tahun 2021.

ANZ memprediksi, harga hunian akan tumbuh rata-rata mencapai sekitar 17% pada akhir tahun akibat dari rendahnya suku bunga perbankan dan menguatnya permintaan.

Ekonom ANZ Felicity Emmet dan AdelaideTimbrell dalam catatan penelitiannya menjelaskan, kombinasi dari permintaan yang kuat dan pasokan yang rendah mendorong kenaikan harga rumah di Negeri Kanguru. "Pembiayaan perumahan juga telah meningkat 76% sejak titik terendah di bulan Mei tahun lalu. Investor telah kembali ke pasar, auction clearance rates mendekati 80%, dan rumah tinggal diperkirakan mengalami kenaikan harga yang signifikan," tulisnya dalam siaran tertulis, Senin (26/4).

Emmet dan Timbrell juga mengungkapkan, harga hunian di kota termahal di Australia yakni Sidney, diperkirakan tumbuh sebesar 19%. Hal itu akan mendorong harga hunian rata-rata menjadi US$ 1,3 juta. ANZ juga melihat harga hunian melonjak hampir dua digit di setiap pasar secara bersamaan.

Di sisi lain, Perth, yang bertahun-tahun lesu, diperkirakan harga rumah akan menyamai pertumbuhan Sidney sebesar 19% pada tahun ini. Hobart juga akan mengikuti dengan kenaikan harga hingga 18%.

Baca Juga: Beli apartemen di Australia bisa kantongi SHM

Sementara itu, Melbourne, Brisbane, Canberra dan Darwin diperkirakan tumbuh 16%. Sedangkan Adelaide diproyeksikan akan menempati peringkat kota paling rendah dengan 13%.

Adapun, lonjakan harga seperti ini terakhir kali terjadi pada akhir tahun 1980-an, tepat sebelum Australia memasuki resesi besar terakhirnya. Sedangkan menurut penelitian yang menggunakan analisis serupa dengan pemodelan skenario Reserve Bank of Australia, harga rumah akan naik 25% antara saat ini hingga akhir 2023.

Menanggapi kondisi itu, S&M Director Crown Group Indonesia Tyas Sudaryomo mengungkapkan, kepercayaan pasar menguat pasca pandemi Covid-19. "Keyakinan pasar kembali menguat setelah melihat keberhasilan Australia dalam menegatasi pandemi covid-19, yang menjadikan Australia menjadi salah satu negara terbaik dalam menangani pandemi," jelas Tyas.

Ditambah, beberapa kebijakan dari pemerintah Australia misalnya melalui RBA yang kembali memotong tingkat suku bunga perbankan. Sehingga menciptakan rekor suku bunga terendah dalam sejarah, guna mendorong proses perbaikan ekonomi Australia.

"Sehingga banyak yang percaya bahwa proses perbaikan ekonomi dapat berjalan lebih cepat dari perkiraan awal. Dua hal itu lah yang awalnya mendorong tingkat keyakinan di pasar sehingga banyak dari para investor yang telah kembali," ungkap Tyas.

Apalagi, tingkat permintaan juga kembali tinggi pasca pandemi, setelah sempat melandai selama tahun 2020. Pasar properti juga sangat diminati oleh para investor di kawasan Asia Pasifik. "Perlu dipahami bahwa Australia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki fundamental ekonomi yang sanagt kuat serta stabitas politik yang cukup stabil di dunia," lanjut Tyas.

Adapun, Reserve Bank of Australia memproyeksikan pertumbuhan PDB Australia sekitar 5% selama tahun ini. Sementara Deloitte Access Economics memproyeksikan eprtumbuhan PDB tahun 2021 sebesar 4,4%, berdasarkan asumsi bahwa pembatasan domestik secara bertahap berkurang saat vaksin diluncurkan, serta perbatasan internasional kembali dibuka secara bertahap.

"Sehingga saya kira wajar apabila proses perbaikan ekonomi diyakini bisa lebih cepat dari perkiraan. Dan saya pikir ini adalah waktu yang tepat bagi para investor luar negeri termasuk dari Indonesia untuk kembali masuk," imbuh Tyas.

Selanjutnya: Ekosistem properti kembali pulih, pengamat nilai kenaikan harga rumah 5% normal




TERBARU

[X]
×