kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Brent Ditutup Melonjak 2%, WTI Libur Kemerdekaan AS


Selasa, 05 Juli 2022 / 05:48 WIB
Harga Minyak Brent Ditutup Melonjak 2%, WTI Libur Kemerdekaan AS
ILUSTRASI. Harga minyak mentah terus meroket


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah menguat di awal pekan karena kekhawatiran pasokan didorong oleh produksi OPEC yang lebih rendah, kerusuhan di Libya dan sanksi terhadap Rusia melebihi kekhawatiran resesi global yang melemahkan permintaan.

Senin (4/7), harga minyak mentah jenis Brent berjangka kontrak pengiriman September 2022 naik US$ 2,26 atau 2% ke US$ 113,89 per barel. Harganya sempat jatuh lebih dari US$ 1 di awal perdagangan.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik US$ 2,20 atau 2% ke US$ 110,63 per beral dalam perdagangan dengan volume tipis selama liburan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat (AS).

Inflasi zona euro mencapai rekor tertinggi lagi pada bulan Juni, memperkuat kasus kenaikan suku bunga European Central Bank (ECB) yang cepat. Sementara dari sentimen AS, data konsumen AS mencapai rekor terendah.

Berdasarkan survei Reuters, OPEC ternyata melewatkan target untuk meningkatkan produksi pada Juni.

Baca Juga: Biden Minta Pengusaha Turunkan Harga Bensin, Bezos Merespons

Dari jajaran anggota OPEC, Libya menyatakan force majeure di pelabuhan Es Sidr dan Ras Lanuf serta ladang minyak El Feel pada hari Kamis. Alhasil, produksi minyak Libya turun 865.000 barel per hari (bph).

Sementara itu, Ekuador yang telah dilanda kerusuhan lebih dari dua minggu dan menyebabkan negara itu kehilangan produksi hampir 2 juta barel, kata perusahaan minyak milik negara Petroecuador.

Menambah kesengsaraan pasokan potensial, pemogokan karyawan kembali terjadi minggu ini di Norwegia dan dapat memotong pasokan dari produsen minyak terbesar Eropa Barat dan mengurangi produksi minyak secara keseluruhan sekitar 8%.

"Latar belakang pemadaman pasokan yang meningkat ini bertabrakan dengan kemungkinan kekurangan kapasitas produksi cadangan di antara produsen minyak Timur Tengah," kata Stephen Brennock dari oil broker PVM, merujuk pada kemampuan terbatas produsen untuk memompa lebih banyak minyak.

"Dan tanpa produksi minyak baru yang segera mencapai pasar, harga akan dipaksa lebih tinggi."

Baca Juga: Ketidakpastian Pasokan Dorong ICP Juni Menjadi US$ 117,62 per Barel

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin juga meminta kelompok produsen OPEC+ untuk memproduksi lebih banyak minyak guna mengatasi krisis biaya hidup.

Minyak mentah Brent telah mendekati level rekor tertinggi yang dicetak tahun 2008 di US$ 147 per barel setelah invasi Rusia ke Ukraina yang menambah kekhawatiran pasokan.

Melonjaknya harga energi di balik larangan minyak Rusia dan berkurangnya pasokan gas telah mendorong inflasi ke level tertinggi selama beberapa dekade di beberapa negara dan memicu kekhawatiran resesi.




TERBARU

[X]
×