Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah Brent bergerak mendatar pada perdagangan Jumat (28/11/2025), sementara investor mencermati perkembangan pembicaraan damai Rusia–Ukraina dan keputusan pertemuan OPEC+ pada Minggu mendatang untuk mencari petunjuk potensi perubahan suplai yang belakangan menekan harga.
Melansir Reuters, kontrak front-month Brent yang akan jatuh tempo pada Jumat stagnan di US$63,34 per barel pada pukul 01.34 GMT dalam perdagangan tipis, setelah menguat 21 sen pada Kamis.
Sementara itu, kontrak Februari yang lebih aktif diperdagangkan berada di US$62,85 per barel, turun 2 sen.
Baca Juga: Peretasan Bursa Kripto Upbit: Korsel Duga Grup Lazarus Korut Jadi Dalangnya
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat di US$59,00 per barel, naik 35 sen atau 0,60%. Tidak ada penyelesaian harga pada Kamis karena libur Thanksgiving di Amerika Serikat.
Kedua kontrak utama tersebut menuju penurunan bulanan keempat berturut-turut, rangkaian terpanjang sejak 2023 seiring meningkatnya pasokan global yang menekan harga.
Pasar Menunggu Terobosan Pembicaraan Damai
Investor menaruh perhatian pada proses menuju kesepakatan damai Rusia–Ukraina yang dipimpin Washington.
Terobosan dalam dialog tersebut berpotensi melonggarkan sanksi Barat terhadap minyak Rusia, sehingga meningkatkan pasokan global dan menekan harga lebih jauh.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa draf usulan perdamaian yang dibahas oleh Amerika Serikat (AS) dan Ukraina dapat menjadi dasar kesepakatan masa depan untuk mengakhiri konflik. Namun, jika tidak tercapai, Rusia akan melanjutkan langkah militernya.
Baca Juga: Won Korea Melemah Jumat (28/11) Pagi, Mayoritas Mata Uang Asia Bergerak Tipis
Putin juga mengungkapkan bahwa utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, akan mengunjungi Moskow awal pekan depan.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyampaikan bahwa delegasi Ukraina dan AS akan bertemu pekan ini untuk merumuskan formula perdamaian yang telah dibahas dalam pertemuan di Jenewa.
“Setelah beberapa kali ‘false dawn’, para pelaku pasar enggan mengambil posisi agresif sebelum ada kemajuan nyata atau justru kegagalan dalam proses ini,” ujar analis IG Markets Tony Sycamore dalam sebuah catatan.
OPEC+ Diperkirakan Pertahankan Kuota Produksi
Menjelang pertemuan Minggu, dua delegasi OPEC+ dan satu sumber yang memahami diskusi mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok produsen minyak tersebut kemungkinan mempertahankan level produksi saat ini.
Selain itu, OPEC+ juga diperkirakan menyepakati mekanisme untuk menilai kapasitas produksi maksimum masing-masing anggota.
Baca Juga: Xi Jinping Undang Trump ke China, AS Balas: Dua Raksasa Dunia Mulai Cair?
Brent dan WTI diperkirakan menutup pekan ini dengan kenaikan lebih dari 1%, didorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Penurunan jumlah rig minyak aktif di AS ke level terendah empat tahun pada pekan ini turut memberikan sentimen positif.













