Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak melanjutkan penurunan selama tiga sesi berturut-turut pada Jumat (21/11/2025), tertekan oleh dorongan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai kesepakatan damai Rusia–Ukraina yang berpotensi menambah pasokan minyak global.
Ketidakpastian arah pemangkasan suku bunga AS juga membuat selera risiko investor mereda.
Melansir Reuters, minyak Brent turun US$0,71 atau 1,12% menjadi US$62,67 per barel pada pukul 02.12 GMT, setelah melemah 0,2% sehari sebelumnya.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi US$0,71 atau 1,20% ke US$58,29 per barel, setelah berakhir 0,5% lebih rendah pada Kamis.
Baca Juga: Ringgit dan Baht Menguat Tipis Jumat (21/11) Pagi, di Tengah Lesunya Mata Uang Asia
Kedua acuan harga tersebut menuju penurunan mingguan di atas 2% seiring meningkatnya kekhawatiran oversupply.
Sentimen pasar berubah bearish setelah Washington mendorong rencana perdamaian untuk mengakhiri perang tiga tahun antara Rusia dan Ukraina, meski sanksi terhadap produsen minyak utama Rusia yakni Rosneft dan Lukoil mulai berlaku Jumat ini.
Lukoil diberi waktu hingga 13 Desember untuk melepas portofolio internasionalnya.
“Dengan Ukraina belum secara resmi menolak proposal tersebut, peluang kecil tercapainya kesepakatan sudah cukup menekan harga karena dapat menghapus sebagian premi geopolitik yang melekat pada crude,” kata analis IG, Tony Sycamore, dalam catatan riset.
Baca Juga: Debat Panas Soal Bitcoin: Buffett Bilang Spekulasi, Kiyosaki Bilang Masa Depan
Penguatan dolar AS juga menambah tekanan pada harga minyak karena membuat komoditas ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Dolar tercatat menuju kinerja mingguan terbaik dalam lebih dari sebulan, seiring meningkatnya keyakinan investor bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga pada bulan depan.













