kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.354   47,00   0,29%
  • IDX 7.121   -35,15   -0,49%
  • KOMPAS100 1.037   -5,92   -0,57%
  • LQ45 793   -6,83   -0,85%
  • ISSI 232   -0,66   -0,28%
  • IDX30 412   -2,47   -0,60%
  • IDXHIDIV20 483   -2,41   -0,50%
  • IDX80 116   -0,72   -0,61%
  • IDXV30 119   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 133   -0,83   -0,62%

Harga Minyak Ditutup Naik Lebih dari 4%, Terseret Konflik Iran-Israel yang Meningkat


Rabu, 18 Juni 2025 / 05:23 WIB
Harga Minyak Ditutup Naik Lebih dari 4%, Terseret Konflik Iran-Israel yang Meningkat
ILUSTRASI. harga minyak kompak menguat dengan WTI dan Brent sama-sama menanjak lebih dari 4%


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak ditutup menguat lebih dari 4% karena konflik Iran-Israel berkecamuk tanpa tanda-tanda berakhir, meskipun infrastruktur dan aliran minyak dan gas utama sejauh ini terhindar dari dampak substansial.

Selasa (17/6), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2025 ditutup menguat US$ 3,22 atau 4,4% menjadi US$ 76,45 per barel. 

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2025 ditutup menguat US$ 3,07 atau 4,28% ke US$ 74,84 per barel. 

Meskipun tidak ada gangguan yang berarti pada aliran minyak, Iran menghentikan sebagian produksi gas di ladang South Pars yang dimilikinya bersama Qatar setelah serangan Israel memicu kebakaran di sana pada hari Sabtu. 

Israel juga menyerang depot minyak Shahran di Iran.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kian Naik Selasa (17/6), Brent ke US$75,35 dan WTI ke US$73,20

Saling serang udara yang terus berlanjut antara Israel dan Iran menimbulkan risiko geopolitik pada pasar minyak yang sudah menyadari adanya keseimbangan pasokan dan permintaan yang ketat, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

"Ini bukan hal yang hanya terjadi sekali; mungkin lebih mirip dengan Rusia dan Ukraina," kata Flynn.

Sementara itu, tabrakan dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, tempat gangguan elektronik meningkat selama konflik, menyoroti kemungkinan bahwa jalur air vital untuk pengiriman minyak dapat terputus.

"Pasar sebagian besar khawatir tentang gangguan melalui (Selat) Hormuz, tetapi risikonya sangat rendah," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.

Tidak ada keinginan untuk menutup jalur air tersebut, mengingat Iran akan kehilangan pendapatan dan AS menginginkan harga minyak yang lebih rendah serta inflasi yang lebih rendah, imbuh Hansen.

Ketidakpastian membuat para pelaku pasar pada hari Selasa bertanya-tanya bagaimana para pemimpin Iran akan bereaksi jika mereka mengira mereka kehilangan kendali atas kekuasaan, kata John Kilduff, mitra di Again Capital.

"Kita berbicara tentang premi keamanan lebih dari $10 per barel yang sekarang sudah termasuk dalam harga," kata Kilduff.

Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah, Terseret Konflik Israel-Iran

Meskipun ada potensi gangguan, ada tanda-tanda persediaan minyak tetap melimpah di tengah ekspektasi permintaan yang lebih rendah.

Dalam laporan minyak bulanannya pada hari Selasa, Badan Energi Internasional merevisi estimasi permintaan minyak dunia turun sebesar 20.000 barel per hari dari perkiraan bulan lalu dan meningkatkan estimasi pasokan sebesar 200.000 barel per hari menjadi 1,8 juta barel per hari.

Investor juga fokus pada keputusan suku bunga bank sentral, analis PVM Associates Tamas Varga mengatakan dalam sebuah catatan, dengan Komite Pasar Terbuka Federal AS akan membahas suku bunga pada hari Selasa.

Selanjutnya: Titah Prabowo: Empat Pulau Milik Aceh

Menarik Dibaca: RABU-iPhone 12 Pro Max Harga Juni 2025, Flagship Lawas yang Masih Berkelas




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×