kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Anjlok 1% di Siang Ini, WTI ke US$ 108,94 Per Barel


Senin, 16 Mei 2022 / 11:48 WIB
Harga Minyak Mentah Anjlok 1% di Siang Ini, WTI ke US$ 108,94 Per Barel
ILUSTRASI. harga minyak mentah tergelincir


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah turun lebih dari 1% setelah investor melakukan aksi profit taking dari lonjakan pada sesi sebelumnya. Namun, minyak juga dalam bayang-bayang ketakutan pasokan karena Uni Eropa mempersiapkan larangan impor minyak mentah Rusia dan dengan pembatasan pasokan peningkatan produksi OPEC.

Senin (16/5) pukul 11.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2022 turun US$ 1,66 atau 1,5% ke US$ 109,89 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2022 turun US$ 1,55 atau 1,4% menjadi US$ 108,94 per barel.

Kedua tolok ukur, yang melonjak sekitar 4% pada Jumat (13/5). Di awal perdagangan harga minyak sempat naik lebih dari US$ 1 per barel, dengan WTI mencapai level tertinggi sejak 28 Maret di US$ 111,71 per barel.

"Investor meraup keuntungan setelah kenaikan tajam Jumat lalu," kata Naohiro Niimura, Partner di Market Risk Advisory.

"Tetap saja, dengan larangan yang direncanakan oleh UE terhadap minyak Rusia dan peningkatan lambat dalam produksi OPEC, harga minyak diperkirakan akan tetap mendekati level saat ini yang berada di dekat US$ 110 per barel sampai mereka menuju lebih rendah akhir tahun ini karena melemahnya permintaan global," jelas Niimura.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tergelincir di Pagi Ini, Investor Lakukan Profit Taking

Uni Eropa bertujuan untuk menyetujui embargo bertahap pada minyak Rusia bulan ini meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur, kata empat diplomat dan pejabat pada hari Jumat, menolak saran penundaan atau mempermudah proposal.

Pekan lalu, Moskow menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan energi Eropa, menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan.

Di tempat lain OPEC+ - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia - telah meremehkan rencana yang telah disepakati sebelumnya untuk peningkatan produksi karena kurangnya investasi di ladang minyak di beberapa anggota OPEC dan, baru-baru ini, kerugian dalam produksi Rusia.

Laporan bulanan terbaru dari OPEC menunjukkan produksinya pada April naik 153.000 barel per hari (bph) menjadi 28,65 juta barel per hari, tertinggal dari kenaikan 254.000 barel per hari yang diizinkan OPEC berdasarkan kesepakatan OPEC+.

Menambah tekanan, China memproses 11% lebih sedikit minyak mentah pada bulan April dibandingkan tahun sebelumnya, dengan throughput harian turun ke level terendah sejak Maret 2020 karena penyulingan memangkas operasi karena permintaan yang lebih lemah karena penguncian COVID-19 yang meluas.

Baca Juga: Bursa Asia Menyerah, Pasar China Jatuh Setelah Data Ekonomi Mengecewakan

Sementara itu, bensin berjangka RBc1 AS kembali ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin karena penurunan stok memicu kekhawatiran pasokan.

"Harga minyak akan tetap bullish, terutama kontrak jangka pendek WTI, karena harga bensin AS terus naik di tengah melemahnya impor produk minyak dari Eropa," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities.




TERBARU

[X]
×