kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.651   13,00   0,08%
  • IDX 8.184   18,02   0,22%
  • KOMPAS100 1.142   2,32   0,20%
  • LQ45 838   1,60   0,19%
  • ISSI 283   -0,94   -0,33%
  • IDX30 441   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 508   -0,14   -0,03%
  • IDX80 129   0,14   0,11%
  • IDXV30 138   -0,25   -0,18%
  • IDXQ30 140   -0,39   -0,28%

Harga Minyak Mentah Stabil Kamis (30/100 Pagi: Brent ke US$64,89 dan WTI ke US$60,37


Kamis, 30 Oktober 2025 / 08:42 WIB
Harga Minyak Mentah Stabil Kamis (30/100 Pagi: Brent ke US$64,89 dan WTI ke US$60,37
ILUSTRASI. Harga minyak dunia bergerak datar pada awal perdagangan Kamis (30/10/2025), setelah menguat pada sesi sebelumnya. REUTERS/Eli Hartman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak datar pada awal perdagangan Kamis (30/10/2025), setelah menguat pada sesi sebelumnya.

Investor menahan aksi beli sambil menantikan hasil pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan yang diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan kedua negara.

Baca Juga: Di Busan, Trump Cari Titik Temu dengan Xi Jinping untuk Akhiri Ketegangan Perdagangan

Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent crude turun tipis 3 sen atau 0,05% ke posisi US$64,89 per barel pada pukul 00.32 GMT.

Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 11 sen atau 0,18% menjadi US$60,37 per barel.

Pertemuan Trump dan Xi dijadwalkan berlangsung pada Kamis pagi di Busan, Korea Selatan, di sela-sela KTT APEC.

Pasar berharap pertemuan tersebut dapat menghasilkan kesepakatan untuk menurunkan tensi dagang yang selama ini membayangi prospek pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.

Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis Kamis (30/10) Pagi: The Fed Pangkas Suku Bunga & Dolar Melemah

Trump mengatakan pada Rabu (29/10/2025) bahwa dirinya berharap dapat menurunkan tarif impor terhadap barang-barang China, dengan imbalan komitmen Beijing untuk menekan aliran bahan prekursor pembuatan fentanyl, narkotika sintetis yang menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di AS.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari kebijakan Federal Reserve yang pada Rabu malam memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar.

Meski demikian, The Fed memberi sinyal bahwa pemangkasan lanjutan pada tahun ini mungkin tidak terjadi, seiring terganggunya ketersediaan data ekonomi akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS.

“Keputusan The Fed menandakan perubahan arah kebijakan yang lebih mendukung reflasi dan pertumbuhan ekonomi, memberi angin segar bagi komoditas yang sensitif terhadap aktivitas ekonomi seperti minyak,” ujar Claudio Galimberti, Kepala Ekonom Rystad Energy, dalam sebuah catatan riset.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Naik Rabu (29/10): Brent ke US$ 64,92 & WTI ke US$ 60,48

Pada perdagangan sebelumnya, Brent dan WTI masing-masing naik 52 sen dan 33 sen, didorong oleh optimisme terkait pembicaraan dagang dan laporan penurunan persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan.

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS turun 6,86 juta barel menjadi 416 juta barel pada pekan yang berakhir 24 Oktober, jauh di bawah ekspektasi analis dalam survei Reuters yang memperkirakan penurunan hanya sekitar 211.000 barel.

Selanjutnya: Tengok Prakiraan Cuaca Yogyakarta, Solo, Semarang Hari Ini Kamis (30/10/2025)

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Uji Level 8.200, Cek Rekomendasi Saham BNI Sekuritas (30/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×