kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik dipicu pernyataan Trump tentang gencatan Arab Saudi-Rusia


Kamis, 02 April 2020 / 21:30 WIB
Harga minyak naik dipicu pernyataan Trump tentang gencatan Arab Saudi-Rusia
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak melonjak 8% pada Kamis (2/4) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia berharap Arab Saudi dan Rusia akan mencapai kesepakatan segera untuk mengakhiri perjuangan pangsa pasar minyak tetapi keuntungan ditutup oleh kekhawatiran resesi global akibat virus corona.

Mengutip Reuters, Kamis (2/4) benchmark Brent yang naik 11% pada awal perdagangan, naik 7,6% ke level US$ 26,63 per barel pada 13.30 GMT, sementara minyak mentah AS naik 7,8% ke level US$ 21,90 per barel.

Harga yang masih turun 60% pada awal tahun ini, tergelincir dari harga tertinggi hari tu karena data dari pekan lalu menunjukkan jumlah klaim tunjangan pengangguran AS melesat ke rekor tertinggi untuk pekan kedua, melampaui 6 juta.

Baca Juga: Ada pandemi virus corona dan perang harga, ICP Maret anjlok jadi US$ 34,23 per barel

Trump mengatakan dia telah berbicara dengan para pemimpin Rusia dan Arab Saudi dan percaya kedua negara akan membuat kesepakatan untuk menurunkan produksi dan mendukung harga minyak yang terpukul.

Trump juga mengatakan dia telah mengundang eksekutif minyak AS ke Gedung Putih untuk membahas cara-cara membantu industri yang hancur karena merosotnya permintaan energi selama wabah virus corona.

"Harga minyak melihat kenaikan terbesarnya dalam dua pekan pagi ini," tulis kepala pasar minyak Bjornan Tonhaugen seperti dikutip Reuters.

Ia menambahkan, diplomasi minyak AS dan laporan bahwa China akan mempercepat pembelian minyak tidak cukup untuk menyelamatkan harga minyak dari penurunan lebih lanjut.

Putih mengatakan pada Rabu bahwa produsen dan konsumen minyak harus menemukan solusi untuk memperbaiki situasi pasar minyak global yang menantang.

Sumber senior dari Teluk mengatakan Arab Saudi mendukung kerjasama antara produsen minyak untuk menstabilkan pasar tetapi menyalahkan oposisi Rusia terhadap proposal bulan lalu untuk memperdalam pengurangan pasokan sebagai penyebab gejolak di pasar.

Moskow menolak proposal yang didukung Riyadh untuk mengurangi pasokan lebih banyak pada pertemuan OPEC di Wina pada awal Maret.

Kang Wu, kelapa analis Asia di S&P Global Platts mengatakan pasar akan kelebihan pasokan sebesar 15 juta barel per hari pada kuartal kedua, membutuhkan pembatasan besar pada Mei dan Juni untuk menyeimbangkan pasar.

Baca Juga: Harga minyak melonjak 4,73% setelah Trump turun tangan

Dia mengatakan, Brent perlu turun ke level US$ 10 per barel untuk memaksa tindakan segera untuk mengurangi produksi.

Stok minyak mentah AS naik 13,8 juta barel dalam kenaikan mingguan terbesar sejak 2016 dan analis memperkirakan stok akan terus meningkat karena kilang mengerem produksi dan permintaan bensin turun.

"Pada harga saat ini, banyak perusahaan energi eksplorasi minyak AS tidak akan dapat menghasilkan keuntungan dan kegiatan pengeboran di Amerika Utara mungkin jatuh," kata analis CMC Marketes Margaret Yang.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×