Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik pada Selasa (14/10/2025) karena tanda-tanda awal meredanya ketegangan perdagangan AS-China memperkuat sentimen pasar, meredakan kekhawatiran atas permintaan bahan bakar global.
Mengutip Reuters, Selasa (14/10/2025), Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan, Presiden AS Donald Trump tetap berkomitmen untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini, karena kedua negara berusaha meredakan ketegangan terkait ancaman tarif dan kontrol ekspor.
Bessent menambahkan, terdapat komunikasi substansial antara kedua belah pihak selama akhir pekan dan pertemuan lebih lanjut diperkirakan akan terjadi.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Selasa (14/10) Pagi, Brent ke US$63,50 & WTI ke US$59,65
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 22 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 63,54 per barel pada pukul 04.05 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di level US$ 59,71 per barel, naik 22 sen, atau 0,4%.
Pada sesi sebelumnya, harga minyak Brent ditutup menguat 0,9%, dan WTI AS ditutup naik 1%.
"Harga minyak stabil karena investor mempertimbangkan ketegangan AS-China terhadap permintaan," ujar analis Saxo Bank dalam sebuah catatan.
Ia menambahkan bahwa Trump telah melunakkan nadanya dan mengisyaratkan keterbukaan terhadap kesepakatan.
Prospek membaiknya hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia secara historis telah menopang pasar minyak, karena investor mengantisipasi pertumbuhan global yang lebih kuat dan peningkatan permintaan bahan bakar.
Namun, perkembangan terkini, seperti perluasan kontrol ekspor logam tanah jarang oleh Beijing dan ancaman tarif 100% serta pembatasan ekspor perangkat lunak oleh Trump mulai 1 November, telah membebani sentimen.
Pekan lalu, harga minyak mencatat kerugian mingguan dan mencapai level terendah sejak Mei.
Trump juga meragukan prospek pertemuan dengan Xi selama KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan yang dijadwalkan pada 30 Oktober dan 1 November, dengan mengatakan di Truth Social, "Sekarang sepertinya tidak ada alasan untuk melakukannya."
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Investor Menimbang Dampak Ketegangan Perdagangan AS-China
Meskipun aksi jual di pasar tampaknya dibatasi oleh nada yang lebih damai antara Washington dan Beijing, hubungan mereka diperkirakan akan tetap menjadi sorotan.
"Industri minyak terus bernavigasi dalam isu-isu geopolitik," kata analis ANZ, Daniel Hynes.
"China mengumumkan akan mengenakan pajak pada kapal-kapal milik AS yang tiba di pantainya, termasuk kapal tanker minyak. Hal itu memicu beberapa pembatalan di menit-menit terakhir dan lonjakan tarif pengiriman."
Membatasi kenaikan pasar, Trump pada hari Senin mengumumkan berakhirnya perang Gaza yang telah berlangsung selama dua tahun yang telah mengganggu Timur Tengah secara luas.
Dalam laporan bulanannya pada hari Senin, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, dan sekutunya termasuk Rusia, mengatakan kekurangan pasokan pasar minyak akan menyusut pada tahun 2026, karena aliansi OPEC+ yang lebih luas melanjutkan peningkatan produksi yang direncanakan.