Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak dunia bergerak relatif stabil pada perdagangan Jumat (26/12/2025) dalam sesi yang sepi usai libur Natal. Investor menimbang potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk aksi militer Amerika Serikat di Nigeria dan kebijakan ekonomi Washington terhadap Venezuela.
Minyak mentah Brent turun tipis 2 sen menjadi US$ 62,22 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 6 sen ke level US$ 58,41 per barel.
Amerika Serikat pada Kamis melakukan serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam (ISIS) di wilayah Sokoto, Nigeria barat laut, dengan koordinasi bersama pemerintah Nigeria. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa operasi tersebut tidak menargetkan infrastruktur minyak.
Baca Juga: Emas, Perak, Platinum Pecah Rekor, Efek Keteganngan Geopolitik
Analis pasar minyak senior Sparta Commodities, June Goh, mengatakan serangan tersebut tidak berdampak langsung pada pipa atau terminal minyak Nigeria karena fasilitas utama negara itu berada di wilayah selatan. Akibatnya, pelaku pasar memilih bersikap menunggu di tengah likuiditas yang rendah pada hari libur Boxing Day.
Di sisi lain, Gedung Putih menginstruksikan militernya untuk memprioritaskan “karantina” terhadap minyak Venezuela selama setidaknya dua bulan ke depan. Langkah ini menunjukkan AS lebih mengandalkan tekanan ekonomi ketimbang pendekatan militer untuk menekan pemerintah Venezuela.
Sejumlah gangguan pasokan global telah membantu harga minyak bangkit dari level terendah hampir lima tahun yang tercatat pada 16 Desember lalu. Namun demikian, harga minyak masih berada di jalur penurunan tahunan terdalam sejak 2020. Sepanjang 2025, Brent dan WTI masing-masing telah turun sekitar 17% dan 19% akibat meningkatnya produksi global yang memicu kekhawatiran kelebihan pasokan.
Analis UBS Giovanni Staunovo menyebutkan harga minyak saat ini masih mendapat dukungan dari gangguan ekspor di Venezuela dan Kazakhstan. Namun pasar masih menunggu kepastian terkait sikap Rusia terhadap rencana perdamaian terbaru.
Investor juga mencermati perkembangan proses perdamaian Rusia-Ukraina. Kesepakatan damai berpotensi membuka jalan bagi pencabutan sanksi internasional terhadap sektor minyak Rusia, yang dapat berdampak besar pada pasokan global.
Kremlin menyatakan penasihat kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin telah berkomunikasi dengan pejabat AS terkait proposal perdamaian. Media Rusia melaporkan Putin membuka peluang pertukaran wilayah sebagai bagian dari kesepakatan.
Baca Juga: Suku Bunga AS Turun, Kripto Tertekan: Ini Arah Bitcoin dan Ethereum pada 2026
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan banyak keputusan penting bisa tercapai sebelum Tahun Baru. Media Axios melaporkan bahwa Zelenskiy dan Trump dijadwalkan bertemu di Mar-a-Lago pada Minggu mendatang, meski informasi tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.













