Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak stabil pada Kamis (27/11/2025) seiring langkah pelaku pasar yang mempertimbangkan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina dibandingkan dampak sanksi Barat terhadap pasokan Rusia. Perdagangan diperkirakan akan tetap lesu karena libur Thanksgiving AS.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 5 sen atau 0,1% menjadi US$ 63,18 per barel pada pukul 13.03 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 16 sen atau 0,3% menjadi $58,81 per barel.
Utusan AS Steve Witkoff akan berangkat ke Moskow minggu depan bersama para pejabat senior AS lainnya untuk berunding dengan para pemimpin Rusia mengenai kemungkinan rencana untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun di Ukraina.
Baca Juga: Bikin Cemas, Flu Burung Disebut Timbulkan Risiko Pandemi Lebih Buruk Dibanding Covid
Namun, Rusia tidak akan memberikan konsesi besar pada rencana perdamaian tersebut, kata seorang diplomat senior Rusia pada hari Rabu, setelah rekaman percakapan telepon yang melibatkan Witkoff yang bocor menunjukkan bahwa ia telah memberi nasihat kepada Moskow tentang cara mengajukan proposal kepada Presiden AS Donald Trump.
"Volatilitas geopolitik terus berlanjut dan harapan akan potensi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina telah menetralkan kekhawatiran pasokan yang timbul dari sanksi baru AS terhadap produsen-produsen utama Rusia," kata Barclays dalam sebuah catatan.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya kemungkinan akan mempertahankan tingkat produksi pada pertemuan hari Minggu, menurut tiga sumber OPEC+ kepada Reuters pada hari Selasa.
Beberapa anggota kelompok tersebut, yang memproduksi sekitar separuh minyak dunia, telah meningkatkan produksi sejak April untuk mendapatkan pangsa pasar.
Penurunan harga minyak mentah yang terbatas disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS pada bulan Desember. Suku bunga yang lebih rendah biasanya merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Baca Juga: JPMorgan Bangun Menara Raksasa di London, Investasi Capai Miliaran Pound
"Kita sekarang mendekati akhir tahun dengan likuiditas yang lebih tipis tanpa pendorong baru kecuali The Fed mengejutkan pasar dengan arahan yang hawkish pada pertemuan FOMC 10 Desember," kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.
"Minyak mentah WTI kemungkinan akan berada dalam kisaran antara US$56,80 dan US$ 60,40 hingga akhir tahun," tambahnya.













