Reporter: Rika theo, BBC, Bloomberg |
SHANGHAI. Harga properti di China menanjak di bulan Juli. Penyebabnya adalah pemangkasan bunga pinjaman dan pelonggaran aturan pembelian rumah oleh sejumlah pemerintah daerahnya.
Harga rumah barui menanjak di 49 kota dari 70 kota yang disurvei pada akhir pekan lalu. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak sejak Mei 2011. DI bulan sebelumnya, Biro Statistik China mencatat kenaikan hanya terjadi di 25 kota.
Beijing selama ini telah mencoba membendung spekulasi properti agar tidak terjadi gelembung aset. Namun, pertumbuhan ekonominya yang melambat memaksa China untuk memangkas bunga dua kali.
Para analis berkata pemangkasan bunga yang terjadi di bulan Juni dan Juli tahun ini berdampak positif bagi harga properti.
“Tren baru muncul dan terwujud dengan harga rumah yang berlanjut naik setelah pemerintah China mulai melonggarkan kebijakan,” kata Mark Budden dari biro konsultan EC Harris.
Namun ke depan pemerintah China diprediksi akan mengambil langkah lagi guna mengerem sektor properti. “Termasuk melanjutkan pajak properti ke berbagai kota,” kata Zhang Ziwei, Kepala Ekonom China di Nomura Holdings Inc di Hong Kong.
Asal tahu saja, empat bank terbesar China mengucurkan pinjaman baru senilai 70 miliar yuan (US$ 11 miliar) pada paruh pertama bulan Agustus lalu. Angka tersebut lebih tinggi 20 miliar yuan ketimbang paruh pertama bulan Juli, kata Shanghai Securities News hari ini. Laporan itu memperkirakan total pinjaman di Agustus bisa mencapai 600 miliar yuan.
Kabar kenaikan harga properti itu direspon negatif oleh bursa China. Indeks komposit Shanghai jatuh 0,9% menjadi 2.096,46 pukul 11.00 waktu setempat dan membukukan rekor harga terburuk sejak Maret 2009. Indeks CSI 300 anjlok 1,1% ke 2.288,39.
Sepekan lalu, indeks Shanghai sudah amblas 2,5%. Dari titik tertingginya di Maret 2012, indeks ini sudah tergerus 14%.