Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga sewa properti hunian di Singapura melonjak pada tahun 2019 ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Meningkatnya harga tersebut didorong oleh kenaikan permintaan yang cukup kuat dari luar negeri. Ini menandakan bahwa daya tarik kota Singa tersebut masih cukup kuat bagi para ekspatriat.
Menurut agen real estate OrangeTee & Tie Pte yang menggunakan data dari Urban Redevelopment Authority, harga sewa properti hunian di Singapura meningkat sebesar 1,4% tahun lalu.
Sementara Christine Sun, Kepala Penelitian dan Konsultasi OrangeTee & Tie mengungkapkan, jumlah sewa yang ditandatangani tahun lalu mencapai angka tertinggi yakni sebanyak 93.920 unit.
Baca Juga: Malaysia gelontorkan paket stimulus sebesar US$ 4,7 miliar atasi dampak wabah corona
Permintaan apartemen sewaan di Singapura sebagian besar berasal dari ekspatriat. Sewa menjadi pilihan yang lebih murah daripada membeli langsung karena bea materai yang lumayan besar yang dikenakan pada orang asing.
"Beberapa ekspatriat bisa berada di sini untuk tugas kerja jangka pendek. Oleh karena itu menyewa akan menjadi pilihan yang lebih logis dan fleksibel bagi mereka," kata Sun seperti dikutip Bloomberg, Kamis (27/2).
Sebaliknya, bagi mayoritas masyarakat Singapura, tinggal di perumahan umum dan menyewa dianggap tidak efisien karena harga tinggi.
Baca Juga: Berlibur ke luar negeri saat wabah corona, travel advice Thailand bisa jadi masukan
Singapura memikat bagi ekspatriat berketerampilan tinggi karena warga asing itu banyak berinvestasi di sektor-sektor seperti fintech dan kesehatan di negeri Merlion. Stabilitas politik, standard pendidikan tinggi, ruang hijau, kejahatan rendah, dan infrastruktur yang efisien membuat Singapura menarik bagi orang asing untuk bermigrasi.
Harga sewa di Singapura juga masih lebih murah daripada Hong Kong dan New York. Laporan Deutsche Bank tahun lalu menempatkan Hong Kong di urutan terdepan sebagai negera dengan sewa properti tertinggi, diikuti oleh San Francisco dan New York. Singapura naik satu tingkat ke peringkat 11.
Bahkan ketika Singapura bersiap-siap menghadapi dampak yang semakin besar dari wabah virus corona, analis memperkirakan harga sewa bisa naik lebih lanjut tahun ini antara 3%-5%. "Masuknya pekerja asing ke luar negeri dalam ekonomi baru dan perusahaan-perusahaan yang ingin mengurangi risiko dari konsentrasi negara tunggal harus memacu sewa pada tahun 2020," kata Alan Cheong, direktur eksekutif penelitian di Savills Plc.