Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga grosir telur di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada Desember 2024, dipicu oleh wabah flu burung yang memperparah penurunan populasi ayam petelur serta meningkatnya permintaan selama musim liburan.
Di wilayah Midwest, harga grosir telur besar mencapai US$5,57 per lusin, meningkat 150% dibandingkan tahun sebelumnya dan melampaui rekor sebelumnya sebesar US$5,46 pada Desember 2022.
Di California, harga bahkan lebih tinggi, mencapai US$8,85 per lusin, dipengaruhi oleh peraturan yang melarang peternakan ayam dalam kandang.
Baca Juga: Harga Telur Ayam di Amerika Serikat Naik Tajam, Diperkirakan Bertahan hingga 2025
Dampak pada Konsumen dan Peternak
Kenaikan harga ini memberikan keuntungan bagi peternak yang tidak terdampak wabah flu burung dan tidak terikat kontrak harga jangka panjang.
Namun, konsumen menghadapi tekanan tambahan di tengah inflasi yang sudah tinggi.
Harga eceran rata-rata telur mencapai lebih dari US$3,60 per lusin pada November, naik dari US$2,50 di awal tahun.
Penyebab Kenaikan Harga
Faktor utama kenaikan harga adalah penurunan populasi ayam petelur akibat flu burung.
Sejak awal wabah pada 2022, hampir 123 juta unggas di 49 negara bagian telah dimusnahkan.
Baca Juga: Donald Trump Ancam Patok Tarif Tinggi Uni Eropa Jika Tak Beli Minyak dan Gas dari AS
Pada Oktober, populasi ayam petelur nasional turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi sekitar 315 juta ekor, dengan produksi telur menurun 4%.
Meskipun beberapa pengecer menahan kenaikan harga selama musim liburan untuk menjaga pelanggan, ada kemungkinan harga akan naik lebih lanjut di tahun baru.
Misalnya, jaringan supermarket Giant membatalkan promosi telur yang direncanakan untuk Januari di wilayah Washington dan Baltimore karena ketidakpastian biaya.
Upaya Pengendalian Wabah
Penyebaran flu burung yang cepat, terutama melalui burung liar, meningkatkan risiko infeksi pada unggas komersial.
Departemen Pertanian AS (USDA) sedang mendanai penelitian vaksin untuk melindungi unggas dan sapi dari flu burung.
Menteri Pertanian Tom Vilsack menyatakan bahwa USDA memiliki dana untuk membeli beberapa vaksin dan berharap pemerintahan mendatang akan terus mendukung pengembangan vaksin tersebut.
Baca Juga: Pakistan Kembangkan Kemampuan Rudal Balistik Jarak Jauh, Jadi Ancaman Baru bagi AS
Hingga saat ini, 61 kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan di AS tahun ini, sebagian besar dengan gejala ringan.
Namun, kasus parah pertama dikonfirmasi minggu ini di Louisiana, menyoroti pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian yang berkelanjutan.
Kenaikan harga telur yang signifikan ini mencerminkan dampak serius wabah flu burung terhadap industri unggas dan konsumen, terutama selama periode permintaan tinggi seperti musim liburan.