Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Kondisi China menjadi semakin tegang ketika Jerman mengumumkan strategi perang kapal selam tak terbatasnya. Saat itu lebih dari 500 pekerja China yang ada di atas kapal Athos milik Perancis tewas pada Februari 1918 setelah U-boat menabrak kapal.
Baca Juga: Mengenal B-29 Superfortress, pesawat bomber yang meratakan Nagasaki 75 tahun lalu
Dengan dorongan AS, China menyatakan perang pada tanggal 14 Agustus. China percaya bahwa itu adalah satu-satunya cara yang pasti untuk memperoleh perdamaian.
Pada Konferensi Perdamaian Versailles (1919-1920), Jepang dan China berjuang keras untuk meyakinkan Dewan Tinggi Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan AS, tentang klaim mereka terhadap Shantung.
Diskusi berakhir dengan mundurnya Jepang dari tuntutan mereka dengan imbalan kendali atas kekayaan ekonomi Jerman yang ada di Shantung. Meskipun begitu, China sempat marah karena keputusan Sekutu yang mendukung Jepang di Versailles.
Saat ini, Semenjung Shantung yang disengkatan sudah ada di bawah kendali China dan tetap menjadi wilayah strategis karena berhadapan langsung dengan Korea Utara dan Korea Selatan.