kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hari terkelam sejak kudeta, 18 pengunjuk rasa tewas di Myanmar


Senin, 01 Maret 2021 / 04:40 WIB
Hari terkelam sejak kudeta, 18 pengunjuk rasa tewas di Myanmar


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Polisi membubarkan aksi protes di kota-kota lain, termasuk Lashio di timur laut, Myeik di selatan jauh dan Hpa-An di timur, kata penduduk dan media.

Sementara itu, Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pada pekan lalu pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal.

Namun demikian, setidaknya 21 pengunjuk rasa kini tewas dalam kekacauan tersebut. Tentara mengatakan seorang polisi telah tewas.

Penolakan kudeta telah muncul tidak hanya di jalan-jalan tetapi lebih luas lagi di layanan sipil, pemerintahan kota, peradilan, sektor pendidikan dan kesehatan dan media.

Aktivis di seluruh Asia mengadakan protes untuk mendukung rakyat Myanmar, dengan seruan "Milk Tea Alliance" yang pertama kali menyatukan aktivis pro-demokrasi di Thailand dan Hong Kong.

Baca Juga: Pengunjuk rasa penentang kudeta Myanmar memblokir akses ke beberapa kedutaan besar

Televisi MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lebih dari 470 orang ditangkap pada hari Sabtu. Tidak jelas berapa banyak yang ditahan pada hari Minggu.

“Kami sangat sedih melihat banyak nyawa yang hilang di Myanmar,” kata kedutaan AS. Kedutaan Besar Kanada mengatakan terkejut. Indonesia, yang telah mengambil kepemimpinan diplomatik di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam menangani krisis tersebut, menyatakan keprihatinan yang mendalam.

Aktivis pemuda Esther Ze Naw mengatakan orang-orang berjuang melawan ketakutan yang mereka alami di bawah pemerintahan militer.

Partai Suu Kyi dan pendukungnya mengatakan hasil pemungutan suara November harus dihormati.

Suu Kyi, 75 tahun, yang menghabiskan hampir 15 tahun dalam tahanan rumah, menghadapi tuduhan mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar undang-undang bencana alam dengan melanggar protokol virus corona. Sidang kasus berikutnya adalah pada hari Senin.

Selanjutnya: Pengunjuk rasa Myanmar menyerukan pemogokan dan demo lebih besar terhadap kudeta




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×