Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam persiapan menyambut Piala Dunia 2034, Arab Saudi telah menunjukkan komitmen luar biasa melalui langkah strategis yang mencakup lebih dari 900 kesepakatan sponsorship dan puluhan memorandum kesepahaman (MoU) dengan berbagai federasi sepak bola di seluruh dunia.
Upaya ini bukan hanya mencerminkan ambisi olahraga, tetapi juga bertujuan memperkuat pengaruh geopolitik kerajaan melalui olahraga.
Ekspansi Global Melalui Kemitraan Sepak Bola
Arab Saudi telah menandatangani lebih dari 35 MoU dengan federasi sepak bola berbagai negara selama dua setengah tahun terakhir.
Hingga Oktober 2024, MoU terbaru dibuat dengan Federasi Sepak Bola Ukraina.
Baca Juga: Ruben Amorim Ngebet Perpanjang Kontrak Bintang Muda MU Berstatus Free Agent Ini
Secara total, terdapat 48 kesepakatan dengan negara-negara individual dan kolaborasi dengan dua konfederasi besar, yakni Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC) dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF).
Menariknya, sebagian besar kemitraan ini dibuat dengan negara-negara di luar Eropa, menunjukkan fokus Arab Saudi pada pasar berkembang.
Kolaborasi ini mencakup berbagi pengetahuan dan pengembangan sepak bola, meskipun skala pengaruh dan kekuatan diplomatik Arab Saudi tetap menjadi sorotan utama.
Dominasi Sponsorship di Dunia Olahraga
Menurut laporan Play the Game, sebuah organisasi independen yang berbasis di Denmark, Arab Saudi telah mencatatkan 910 kesepakatan sponsorship, dengan 194 di antaranya secara khusus ditujukan untuk sepak bola.
Salah satu contohnya adalah perjanjian antara Aramco, perusahaan minyak negara, dan FIFA. Kesepakatan ini mencakup sponsorship untuk Piala Dunia Pria 2026 dan Piala Dunia Wanita 2027, serta berbagai turnamen kelompok usia lainnya.
Aramco juga menandatangani kemitraan senilai US$100 juta per tahun dengan FIFA, yang sempat menuai kritik terkait isu kemanusiaan dan lingkungan. Namun demikian, perjanjian ini tetap berjalan tanpa hambatan berarti.
Baca Juga: 8 Pemain Kunci yang Berpotensi Jadi Andalan Ruben Amorim di Manchester United
Peran Dana Investasi Publik dalam Meningkatkan Daya Saing Olahraga
Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi memegang peran krusial dalam ekspansi ini.
Dengan mengelola 346 sponsorship di berbagai cabang olahraga seperti tinju, esports, golf, dan sepak bola, PIF menjadi motor utama pengaruh Arab Saudi di kancah olahraga global.
Selain itu, program “Riyadh Season” yang mencakup berbagai acara olahraga besar seperti pertarungan tinju dunia antara Oleksandr Usyk dan Tyson Fury, semakin mempertegas posisi Arab Saudi sebagai pusat penyelenggaraan acara olahraga internasional.
Tantangan dan Kontroversi di Balik Ambisi
Ambisi besar Arab Saudi tidak lepas dari kritik. Amnesty International, misalnya, menyoroti laporan evaluasi FIFA terhadap penawaran Piala Dunia 2034 Arab Saudi yang mendapatkan skor tertinggi 4,2 dari 5.
Amnesty menyebut laporan ini sebagai “pemutihan” atas berbagai isu hak asasi manusia yang masih menjadi perhatian global.
Kritik juga diarahkan pada tumpang tindih peran politik dan olahraga di Arab Saudi, di mana lebih dari 1.400 posisi strategis dipegang oleh anggota elite politik kerajaan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan konflik kepentingan yang dapat memengaruhi transparansi dan integritas olahraga.
Baca Juga: PSG Bantah Rumor Telah Deal dengan Mo Salah, Masa Depan Sang Bintang di Ujung Tanduk!
Peta Jalan Menuju Piala Dunia 2034
Pada 11 Desember 2024, penetapan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 akan dilakukan melalui keputusan aklamasi dalam rapat daring FIFA.
Proses ini menuai reaksi beragam dari para pemimpin federasi sepak bola dunia, yang menganggap langkah tersebut terlalu cepat dan minim transparansi.
Namun, dengan jaringan kemitraan luas dan investasi besar-besaran, Arab Saudi telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya serius dalam menyelenggarakan Piala Dunia, tetapi juga dalam memposisikan diri sebagai kekuatan olahraga global.