ILUSTRASI. FILE PHOTO: Mastheads of The Age, The Sydney Morning Herald and the Australian Financial Review, all Fairfax Media publications, are pictured in this photo-illustration in Sydney June 18, 2012. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD -
Kemudian pada tanggal 5 Juni, sebagai bagian dari penyelidikan terpisah, markas besar ABC di Sydney diserbu atas serangkaian artikel yang membahas tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan khusus Australia di Afghanistan. Serangan ke kantor News Corp yang direncanakan dilakukan pada 6 Juni tidak berlanjut.
"Tindakan polisi menyoroti peningkatan kerahasiaan budaya dan pembatasan hukum yang dirasakan terkait kebebasan media di Australia," tulis wartawan Sydney Morning Herald Fergus Hunter, Senin.
Lisa Davies, editor The Sydney Morning Herald, bagian dari kelompok media Sembilan, menulis: “Jaringan hukum yang meliputi kebebasan informasi, perlindungan whistleblower, keamanan nasional, penindasan dan pencemaran nama baik telah diperketat atau diterapkan dengan terlalu berlebihan pada titik tersebut. Alhasil, masyarakat Australia tidak bisa mendapatkan informasi tentang hal-hal penting bagi kepentingan nasional."
Halaman depan yang gelap adalah bagian dari kampanye oleh Koalisi Hak untuk Mengetahui (the Right to Know Coalition), yang didukung oleh TV, radio, dan media online.
Menurut The Sydney Morning Herald, Perdana Menteri Australia Scott Morrison membela serangan polisi sebagai badan yang melakukan tugasnya untuk melindungi keamanan nasional. Namun, Polisi Federal Australia telah meluncurkan penyelidikan tentang bagaimana penanganan investigasi sensitif oleh media.