kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Hentikan Eskalasi Perang di Gaza, AS dan Eropa Lakukan Upaya Diplomatik Baru


Sabtu, 06 Januari 2024 / 12:15 WIB
Hentikan Eskalasi Perang di Gaza, AS dan Eropa Lakukan Upaya Diplomatik Baru
ILUSTRASI. Israeli soldiers take cover after a warning of potential incoming fire from Gaza at the site of the surprise attack launched by Hamas on October 7th during a dance party near Reim, Israel, November 6, 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan diplomat top Eropa, Josep Borrell, dijadwalkan berada di Timur Tengah pada hari Jumat untuk mencoba menghentikan eskalasi konflik di Gaza dan wilayah pendudukan Israel.

Mereka akan melibatkan diri dalam upaya diplomasi yang mencakup Jalur pelayaran Tepi Barat, Lebanon, dan Laut Merah.

Kunjungan ini terjadi hampir tiga bulan setelah serangan oleh militan Hamas dari Gaza yang memicu respons militer Israel. Menurut pejabat kesehatan Palestina, serangan tersebut telah menewaskan 22.600 orang dan menyebabkan kerusakan parah di sebagian besar wilayah Gaza.

Baca Juga: AS dan Eropa Lakukan Upaya Diplomatik Baru Hentikan Eskalasi Perang di Gaza

Israel, yang mengklaim telah membunuh 8.000 militan sejak kematian 1.200 orang dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, mengumumkan pendekatan yang lebih tepat sasaran pada hari Kamis saat Blinken memulai tur seminggu di wilayah tersebut.

Namun, pihak Palestina mengklaim pesawat dan tank Israel meningkatkan serangan semalaman terhadap daerah yang padat penduduk seperti Al-Maghazi, Al-Bureij, dan Al-Nusseirat di sepanjang jalur pantai.

Pejabat kesehatan Palestina melaporkan sekitar 162 warga Gaza tewas dalam 24 jam terakhir. Empat orang tewas dalam serangan udara di Al-Nusseirat, sementara di Khan Younis, enam orang tewas dalam serangan di wilayah yang ditinggalkan oleh ratusan ribu warga Gaza atas saran Israel.

Abdel Razek Abu Sinjar, yang kehilangan istri dan anak-anaknya dalam serangan di Rafah, menyatakan, "Pemerintah Israel mengklaim demokrasi dan kemanusiaan, namun tidak manusiawi."

Baca Juga: Gara-Gara Standar Ganda Atas Perang Gaza, Uni Eropa Hadapi Meningkatnya Permusuhan

Penembakan artileri kembali terjadi di dekat rumah sakit Al-Amal di Khan Younis, seperti yang dilaporkan oleh Bulan Sabit Merah Palestina. Lembaga bantuan MSF mengungkapkan kesulitan para pekerjanya di Gaza selatan dalam memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Di Jabalia, yang telah banyak dibom di Gaza utara, warga melalui jalan-jalan rusak yang penuh dengan limbah dan sampah. Pejabat kesehatan internasional mencatat penyebaran kelaparan dan penyakit mematikan di kawasan tersebut.

Militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 100 sasaran di seluruh Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk orang-orang bersenjata yang berusaha menyerang tank di Al-Bureij dan wilayah lainnya di Khan Younis.

Konflik di Gaza yang dikuasai oleh Hamas telah memicu kekerasan di Tepi Barat, yang diperintah oleh Fatah. Wilayah ini merupakan tempat harapan Palestina untuk menjadi negara, namun harapan tersebut telah hancur sejak putaran terakhir perundingan yang dimediasi AS pada tahun 2014.

Baca Juga: Israel Umumkan Siap Memasuki Fase Baru dalam Perang Gaza

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa seorang remaja berusia 17 tahun tewas dan empat warga Palestina lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel di kota Beit Rima, Tepi Barat. Juru bicara militer menyatakan bahwa tentara menembak warga Palestina yang melemparkan bom molotov ke arah mereka.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengklaim pasukan Israel menggunakan taktik militer di Tepi Barat, dan 300 warga Palestina tewas, termasuk 79 anak-anak. Delapan atau sembilan di antaranya diklaim tewas oleh pemukim Israel. Dua warga Israel, satu warga sipil, dan satu militer juga tewas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×