Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
NEW YORK. Miliarder kelas kakap, George Soros kembali melakukan aksi yang tak terduga. Pria berusia 82 tahun ini menambah portofolionya di logam mulia pada kuartal I 2012.
Melalui SPDR Gold Trust, Securities and Exchange Commission Amerika Serikat (AS) memaparkan, portfolio investasi emas Soros Fund Management LLC meningkat pesat hingga 273,96%. Rinciannya, pada kuartal terakhir tahun lalu kepemilikan Soros hanya 85.450 saham. Namun di kuartal I tahun ini kepemilikannya menjadi 319.550 saham.
Perlu diketahui, pada tiga bulan pertama tahun ini, harga logam mulia sempat naik 6,7%. Saat itu, pasar berspekulasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve akan mulai melakukan pembelian obligasi lanjutan atau pelonggaran kuantitatif episode 3.
"Kala itu, orang-orang lebih optimis terhadap pertumbuhan ekonomi karena ada sinyal quantitative easing (QE3). Banyak likuiditas yang mengalir ke aset berisiko termasuk komoditi dan logam mulia," ulas Michael Gayed, chief investment strategist, Pension Partners LLC New York.
Lalu bagaimana nasib investasi Soros? Strategi ini mengundang tanda tanya, sebab terhitung dari 30 Maret lalu, harga emas setidaknya sudah amblas 8,1% dan mencatat penurunan terbesar sejak 2004. Suhu politik Yunani memanas hingga mendorong investor ramai-ramai memborong dollar AS dan beralih dari emas. Artinya, Soros memborong emas sebelum harganya turun tajam.
"Kondisi pada akhir-akhir minggu ini sungguh berbeda dengan yang terjadi di kuartal pertama," jelas Gayed.
Sebagai catatan, SPDR Gold Trust yang juga dikenal dengan sebutan SPDR Gold Shares merupakan bagian dari exchange-traded funds (ETF) yang di kelola dan diperdagangkan oleh State Street Global Advisors. Underlying transaksi ini adalah emas.