Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SWISS. Perjanjian untuk menciptakan perusahaan produsen semen terbesar dunia terancam gagal. Hal ini terjadi setelah perusahaan asal Swiss, Holcim, mengatakan bahwa rencana merger dengan perusahaan pesaingnya Lafarge tidak bisa dilanjutkan dalam "bentuk saat ini".
Sebelumnya, kedua perusahaan menyepakati untuk merger pada April mendatang. Pada perjanjian itu, pemegang saham Lafarge akan mendapatkan satu saham Holcim untuk satu saham Lafarge.
Namun, sejak saat itu, harga saham Holcim melampaui harga saham Lafarge.
Holcim mengatakan, pihaknya saat ini menginginkan negosiasi dengan itikad baik dan membahas isu-isu kepemimpinan.
Jika rencana merger berlanjut, diprediksi nilai total penjualan perusahaan bisa mencapai 32 miliar euro atau setara dengan US$ 33,8 miliar.
"Jajaran direksi Holcim telah mengambil kesimpulan bahwa kombinasi dari kesepakatan tidak dapat dilanjutkan dalam bentuk saat ini. Holcim telah mengajukan untuk bernegosiasi dengan itikad baik terhadap pertukaran rasio dan isu kepemimpinan," jelas Holcim dalam pernyataan resminya.
Sebagai respon, Lafarge mengatakan pihaknya masih berkomitmen untuk mempererat hubungan dan bersedia melihat kemungkinan revisi dari paritas yang ada, sejalan dengan perubahan di pasar saat ini.
Meski demikian, Lafarge menekan, pihaknya tidak akan menerima modifikasi dalam bentuk apapun terkait dengan perjanjian yang sudah ada.
"Jajaran direksi Lafarge masih berkomitmen dengan proyek iniĀ dan ingin segera mengimplementasikannya," tambah Lafarge.
Bruno Lafont, chief executive Lafarge, telah dipilih untuk memimpin rencana merger dua perusahaan ini.