Sumber: Reuters | Editor: Rizki Caturini
HONG KONG. Menurut riset HSBC, volume perdagangan Asia akan meningkat dua kali lipat pada 2025. Dengan prediksi ini, Asia akan menjadi roda penggerak pertumbuhan perdagangan dunia, meski saat ini ekonomi global sedang dalam masa sulit.
Pada 2025, volume perdagangan di Asia akan naik 96% atau hampir mencapai US$ 14 triliun. Angka itu didapat dari estimasi pertumbuhan perdagangan tahunan yang tumbuh 4,8% versus estimasi perdagangan global sebesar 3,8%.
Perdagangan dunia diprediksi akan meningkat 73% dari level saat. Indonesia menjadi salah satu negara yang diprediksi berkontribusi terhadap pertumbuhan perdagangan ini, selain India, Vietnam dan China.
Namun untuk jangka pendek, HSBC melihat akan ada penurunan aktivitas impor ekspor akibat krisis yang Eropa. Pada enam bulan ke depan, aktivitas perdagangan di Asia diprediksi akan menurun sekitar 41%.
"Kondisi ekonomi memberi tantangan bagi para pengusaha di Asia dalam waktu jangka pendek ini," ujar Noel Quinn Kepala Regional HSBC Asia-Pasifik dalam risetnya.
Akibat ketidakjelasan kondisi ekonomi, kegiatan ekspor impor di beberapa negara seperti Australia, Singapura, Vietnam dan China akan lebih ketat. Persyaratan sistem pembayaran akan mendapat perhatian lebih.
China tentu saja masih menjadi rekan bisnis terbesar di Asia pada 2015. Total perdagangan negara ini akan meningkat menjadi lebih dari US$ 2 triliun dari sebelumnya US$ 1,1 triliun di 2010.
Pangsa pasar China akan mencapai 13% dengan mengandalkan perdagangan manufaktur serta komoditi.