Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Hubungan antara China dan Amerika Serikat memanas lagi. Kali ini soal keamanan di kawasan, di mana kedua pihak saling menuduh satu sama lain telah mengganggu kestabilan kawasan.
Seperti diberitakan Reuters, dalam dialog Shangri-La yang berlangsung di Singapura, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe pada hari Minggu (31/5) memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak ikut campur dalam perselisihan atas Taiwan dan Laut China Selatan.
Sehari sebelumnya, Pelaksana tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan bahwa negaranya akan lebih serius terhadap perilaku China di Asia.
"Mungkin ancaman jangka panjang terbesar bagi kepentingan vital dari negara-negara di kawasan ini berasal dari para aktor yang berupaya melemahkan, alih-alih menegakkan, tatanan internasional," kata Shanahan.
Perang urat saraf ini adalah yang terbaru antara kedua belah pihak di saat hubungan mereka makin memanas akibat perang perdagangan, dukungan AS untuk Taiwan dan aksi militer China di Laut China Selatan.
China sangat marah dengan aksi AS baru-baru ini yang meningkatkan dukungan bagi Taiwan. Termasuk kapal perang Angkatan Laut AS yang berlayar melalui Selat Taiwan yang memisahkan pulau tersebut dengan Tiongkok.
Wei mengatakan China akan berjuang sampai akhir jika ada yang mencoba mengganggu hubungannya dengan Taiwan, yang Beijing anggap sebagai wilayah suci dan siap direbut secara paksa jika dirasa perlu.
“Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari China, militer Tiongkok tidak punya pilihan selain bertarung dengan segala cara. AS tidak dapat dibagi, begitu pula China. Tiongkok harus dan akan dipersatukan kembali. ”
Namun dia mengatakan kedua belah pihak menyadari bahwa perang apa pun antara keduanya akan membawa bencana bagi kedua negara dan juga dunia.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lain, tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan. Namun negara tersebut merupakan pendukung dan sumber utama sistem persenjataan Taiwan.
Sementara itu pemerintah Taiwan mengutuk pernyataan Wei, dengan mengatakan negara tersebut tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok. Taiwan juga tidak akan pernah menerima ancaman Beijing.