kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Hubungan China-Myanmar Memanas Pasca Bentrokan di Perbatasan


Jumat, 05 Januari 2024 / 11:18 WIB
Hubungan China-Myanmar Memanas Pasca Bentrokan di Perbatasan
ILUSTRASI. Warga?Myanmar memegang bendera Myanmar dan?China saat menyambut Presiden?China Xi Jinping di luar bandara di Naypyitaw, Myanmar, 17 Januari 2020. REUTERS/Ann Wang


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Hubungan China dan Myanmar sedikit memanas karena kekacauan politik dan keamanan di Myanmar mulai mengganggu kehidupan warga China.

Pemerintah Beijing pada hari Kamis (4/1) menyatakan kekecewaannya dan berjanji akan semua tindakan yang diperlukan melindungi warganya.

Kecaman ini muncul setelah adanya laporan bahwa peluru artileri meledak di seberang perbatasan kedua negara. Beberapa media China pada hari Rabu (3/1) melaporkan bahwa sebuah peluru artileri dari Myanmar telah jatuh melintasi perbatasan di kota Nansan di provinsi Yunnan, China.

Peluru tersebut meledak di sekitar perbatasan dan menyebabkan banyak orang terluka. Untuk saat ini pemerintah China tidak merinci berapa banyak orang yang tewas atau terluka dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Myanmar Jadi Produsen Opium Terbesar di Dunia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bhawa Beijing telah menyampaikan pernyataan serius kepada pihak-pihak terkait insiden tersebut.

"China menuntut agar semua pihak dalam konflik di Myanmar segera menghentikan permusuhan dan mengambil tindakan praktis untuk mencegah insiden lebih lanjut yang membahayakan perdamaian dan ketenangan di perbatasan," kata Wang, dikutip CNA.

Bulan lalu, China mengatakan pihaknya telah memediasi pembicaraan antara militer Myanmar dan kelompok etnis bersenjata. China bahkan menyebut pembicaraan itu telah melahirkan kesepakatan untuk gencatan senjata sementara.

Baca Juga: PBB Berencana Menambah Jatah Makanan Bagi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Pada kenyataannya, bentrokan masih terus berlanjut di beberapa bagian negara bagian Shan. Kedutaan besar China pekan lalu meminta warganya untuk mengevakuasi daerah di sepanjang perbatasan karena risiko keamanan.

Konflik bersenjata telah berkobar di negara bagian Shan, Myanmar utara, sejak Oktober 2023. Situasi itu bermula ketika aliansi kelompok etnis minoritas melancarkan serangan terhadap junta militer.

Aliansi etnis tersebut telah merebut beberapa kota dan pusat perbatasan yang penting untuk perdagangan dengan China. Situasi ini dinilai sebagai tantangan terbesar bagi junta militer Myanmar sejak berkuasa tahun 2021.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×