Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kementerian Perdagangan China telah memperingatkan Australia bahwa kebijakan investasi asing yang baru harus adil dan tidak diskriminatif untuk semua negara.
Peringatan ini muncul di tengah spekulasi bahwa kebijakan tersebut bertujuan membatasi investasi dari China.
Baca Juga: China tawarkan uji vaksin corona ke karyawan BUMN yang ke luar negeri, ini alasannya
Dilansir dari South China Morning Post, pernyataan tersebut terlontar setelah pemerintah Australia mengumumkan bahwa mereka akan membuat perubahan besar-besaran terhadap undang-undang akuisisi asing untuk pertama kalinya sejak diperkenalkan 45 tahun yang lalu.
Sebelumnya media Australia beberapa waktu melaporkan bahwa rencana perubahan aturan tersebut menargetkan investor China.
“Kami berharap pemerintah Australia akan mematuhi kebijakan investasi yang terbuka dan pragmatis, memperkuat komunikasi dengan investor asing, menjaga transparansi, menciptakan lingkungan investasi yang adil dan non-diskriminatif bagi investor asing, dan mengamati hak-hak hukum semua investasi asing, termasuk yang dari perusahaan China, ” kata juru bicara Kementerian Perdagangan Gao Feng.
"Perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Australia telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi ekonomi dan masyarakat Australia," kata Gao.
Ia pun menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan China harus terus mencari peluang investasi di Australia, sambil mengamati aturan baru.
Baca Juga: Penasehat kabinet Tiongkok: China dan AS saling terkait, sulit untuk dipisahkan
Perubahan aturan di Australia ini menghilangkan ambang batas untuk peninjauan, yang berarti setiap pembelian asing akan diperiksa oleh Badan Peninjau Investasi Asing (FIRB).
Sebelumnya, persetujuan FIRB diperlukan ketika ada akusisi bernilai lebih dari A$ 275 juta (US $ 290 juta), atau lebih dari A$ 1,2 miliar untuk negara-negara di mana Australia memiliki perjanjian perdagangan bebas, seperti dengan China.
Komentar ini juga muncul ketika investasi China di Australia anjlok menjadi A$ 3,5 miliar pada 2019, turun hampir 60% pada 2018.
Baca Juga: Angkatan Udara AS terbangkan pesawat mata-mata dan Pembom B-1B di Laut China Selatan
Di sisi lain, hubungan geopolitik kedua negara juga memang tengah tegang dipimpin oleh pengenaan tarif pada impor gandum dari Australia.
Hal ini dipanasi lagi dengan langkah China yang memperingatkan warganya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan atau rencana belajar di Australia karena melonjaknya serangan rasial terhadap orang-orang China dan Asia.