Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menawarkan kandidat vaksin virus corona baru kepada karyawan di perusahaan-perusahaan milik negara yang bepergian ke luar negeri, saat mencari lebih banyak data tentang kemanjurannya.
Reuters mengutip Global Times melaporkan, Karyawan BUMN China bisa menjadi sukarelawan untuk mengambil satu dari dua kandidat vaksin yang sedang afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm) kembangkan
Rencana pemberian vaksin tersebut juga merupakan bagian dari upaya China untuk melanjutkan proyek-proyek di luar negeri seperti Belt and Road Initiative, sebuah skema untuk menghubungkan Tiongkok dengan Asia, Eropa, dan sekitarnya melalui proyek-proyek infrastruktur skala besar.
Baca Juga: Siap produksi, Moderna uji coba tahap akhir vaksin corona ke 30.000 orang
"Untuk pencegahan yang lebih baik dan pemulihan yang lebih cepat dari proyek-proyek Belt and Road Initiative, Sinopharm memberikan prioritas kepada pekerja pendukung yang berniat pergi ke luar negeri untuk vaksinasi buat kebutuhan yang mendesak," kata Sinopharm dalam surat pemberitahuan yang mereka kirim ke BUMN-BUMN China seperti dikutip Global Times, Kamis (11/6).
Sebelum mendapat persetujuan untuk penjualan ke masyarakat umum, vaksin biasanya harus melalui uji coba skala besar dalam tiga tahap untuk mengamati sejauh mana memberikan perlindungan terhadap infeksi.
Idealnya, uji klinis vaksin membutuhkan orang yang terpapar dalam lingkungan dengan risiko infeksi yang relatif tinggi.
Cina, tempat virus corona pertama kali muncul pada akhir Desember tahun lalu, telah melihat penurunan tajam dalam jumlah kasus baru, membuatnya kurang menguntungkan sebagai situs uji klinis vaksin tahap akhir ke manusia.
Baca Juga: Maju dua bulan, J&J uji coba vaksin corona pada Juli nanti
Memvaksinasi orang yang bepergian ke luar negeri, terutama yang pergi ke daerah berisiko tinggi, adalah salah satu opsi untuk melakukan uji coba Fase 3, Zhu Fengcai, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, mengatakan, kepada media keuangan Caixin pada April lalu.