Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Johnson & Johnson (J&J) mengatakan pada Rabu (10/6), mereka akan memulai uji coba vaksin virus corona baru ke manusia pada paruh kedua Juli, dua bulan lebih awal dari rencana.
Mereka telah menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan kapasitas produksi yang cukup untuk menghasilkan lebih dari 1 miliar dosis vaksin hingga 2021.
Saat ini, tidak ada perawatan atau vaksin yang mendapat persetujuan untuk Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona baru, yang telah menewaskan lebih dari 400.000 orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Kabar baik, satu lagi uji vaksin picu antibodi yang bisa blokir virus corona
Studi J&J akan menguji vaksin terhadap plasebo dan menilai keamanan suntikan dan respons imun pada 1.045 orang sehat berusia 18 hingga 55 tahun, serta 65 tahun ke atas. Uji klinis akan berlangsung di AS dan Belgia.
Moderna Inc berada di garis depan pengembangan vaksin virus corona dan telah mulai menguji kandidat vaksinnya dalam tahap kedua dengan 600 pasien. Mereka berharap, memulai uji coba tahap tiga atau akhir pada Juli.
AstraZeneca, Sanofi, Pfizer, dan GlaxoSmithKline juga ada di berbagai tahap pengembangan kandidat vaksin mereka.
Saat ini, ada sekitar 10 vaksin virus corona yang sedang diuji pada manusia. Para ahli memperkiran, vaksin yang aman dan efektif bisa memakan waktu 12 hingga 18 bulan sejak awal pengembangan.
Baca Juga: Tuding China sabotase vaksin corona, Beijing tantang AS tunjukkan bukti