Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ilmuwan di Amerika Serikat memperingatkan bahwa gunung api bawah laut Axial Seamount, yang terletak sekitar 480 km dari pantai Oregon di pesisir barat Amerika, menunjukkan tanda-tanda kuat akan segera meletus.
Gunung api ini berada di kedalaman sekitar 1.500 meter di bawah permukaan Samudra Pasifik dan telah memicu ratusan gempa bumi dalam beberapa minggu terakhir, sebagai indikasi bahwa magma sedang bergerak mendekati permukaan kerak samudra.
Sejarah Aktivitas Axial Seamount: Referensi dari Letusan Tahun 2015
Mengutip ladbible, Profesor William Wilcock, ahli geofisika kelautan dari University of Washington, menjelaskan bahwa tingkat aktivitas yang tercatat saat ini sangat mirip dengan yang terjadi sebelum letusan terakhir pada tahun 2015.
Baca Juga: Terungkap! Kucing Modern Mungkin Lahir dari Ritual Pengorbanan di Mesir Kuno
Kala itu, Axial Seamount memuntahkan lava dalam skala besar, disertai sekitar 8.000 gempa bawah laut, dan menyebabkan penurunan dasar laut hingga delapan kaki (sekitar 2,4 meter).
“Saat ini, kita mencatat beberapa ratus gempa per hari — memang lebih sedikit dari sebelum letusan terakhir, tapi tetap merupakan angka signifikan,” kata Wilcock.
“Letusan bisa saja terjadi tahun ini atau awal 2026, tapi juga bisa saja besok. Ini benar-benar tidak bisa diprediksi,” tambahnya.
Potensi Dampak: Ancaman Terbatas untuk Manusia, Potensi Manfaat bagi Kehidupan Laut
Berbeda dengan letusan-letusan eksplosif seperti Gunung Vesuvius di Pompeii atau Armero di Kolombia, para ilmuwan menyatakan bahwa letusan Axial Seamount tidak berbahaya langsung bagi manusia.
Letusan ini lebih bersifat efusif, mirip dengan aliran lava dari gunung berapi di Hawaii, di mana lava mengalir dengan tenang dari kaldera dan menyebar di dasar laut.
Baca Juga: Rahasia Warna Oranye pada Kucing Akhirnya Terungkap Setelah Pencarian Selama 60 Tahun
Mike Poland dari Yellowstone Volcano Observatory menegaskan: “Ini adalah salah satu gunung api bawah laut yang paling termonitor di dunia. Sangat menarik dan tidak benar-benar berbahaya,” katanya kepada Cowboy State Daily.
Namun, letusan ini tetap dapat mengganggu misi eksplorasi laut dalam, terutama karena penurunan dasar laut akibat pergerakan magma sebelumnya, yang menambah tantangan bagi teknologi robotik yang digunakan untuk menjelajahi kedalaman laut yang tak dapat dijangkau manusia.