kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Ilmuwan Ungkap Wilayah di Bumi Paling Rawan Terkena Tumbukan Objek Antarbintang


Jumat, 14 November 2025 / 18:33 WIB
Ilmuwan Ungkap Wilayah di Bumi Paling Rawan Terkena Tumbukan Objek Antarbintang
ILUSTRASI. Komet antarbintang misterius 3I/ATLAS yang ditemukan pada 1 Juli lalu mulai menarik perhatian para ilmuwan


Sumber: NDTV | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komet antarbintang misterius 3I/ATLAS yang ditemukan pada 1 Juli lalu mulai menarik perhatian para ilmuwan. Sebelumnya, hanya dua objek antarbintang lain yang diketahui pernah melintasi tata surya kita, yakni ‘Oumuamua pada 2017 dan 2I/Borisov pada 2019.

Meskipun NASA menegaskan bahwa 3I/ATLAS tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, para peneliti telah mengidentifikasi kawasan yang berpotensi memiliki risiko lebih tinggi apabila suatu hari objek antarbintang (interstellar objects/ISOs) benar-benar menghantam planet kita.

Studi: Khatulistiwa Lebih Rentan Terhadap Tumbukan

Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa wilayah berlintang rendah dekat khatulistiwa lebih rentan terhadap potensi tumbukan ISOs. Objek-objek misterius ini berasal dari luar tata surya dan dapat memasuki jalur yang memungkinkan benturan dengan Bumi.

Penelitian yang dipimpin oleh Darryl Seligman dari Michigan State University menggunakan simulasi untuk memodelkan perilaku dan lintasan ISO. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa wilayah Bumi terekspos risiko lebih tinggi dibanding yang lain.

Baca Juga: Komet Antarbintang 3I/ATLAS Dekati Matahari, Si Tamu Tertua dari Galaksi Jauh

“Dalam makalah ini, kami menghitung elemen orbit, arah datang (radiants), dan kecepatan objek antarbintang yang berpotensi menghantam Bumi,” tulis laporan penelitian yang dipublikasikan di arxiv.org.

Situs Universe Today melaporkan bahwa analisis ini belum menghitung jumlah pasti ISO karena tidak ada batasan data mengenai populasi objek tersebut.

Berbasis Kinematika Bintang M

Untuk penelitian ini, para ilmuwan menggunakan pendekatan yang disebut kinematika bintang-M. Bintang-M atau red dwarf merupakan jenis bintang paling umum di Galaksi Bima Sakti.

“Pilihan ini memang agak arbitrer karena kinematika objek antarbintang sebenarnya belum memiliki batasan yang jelas,” tulis tim peneliti.

Lebih Berisiko di Belahan Bumi Utara

Studi tersebut menemukan bahwa wilayah di lintang rendah dekat khatulistiwa memiliki tingkat paparan tertinggi, dengan kecenderungan sedikit lebih besar pada Belahan Bumi Utara, tempat sekitar 90% populasi dunia tinggal.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ISOs dua kali lebih mungkin datang dari dua arah utama:

  1. Solar apex – arah gerakan Matahari saat mengorbit Bima Sakti

  2. Bidang galaksi (galactic plane) – wilayah padat bintang di mana sebagian besar materi galaksi berada

Baca Juga: Komet 3I/ATLAS: Tamu Purba, Lebih Tua dari Tata Surya Kita

Musim Mempengaruhi Risiko

Studi ini juga mencatat bahwa:

  • Tumbukan berkecepatan tertinggi kemungkinan terjadi saat musim semi, ketika Bumi bergerak menuju solar apex.

  • ISOs yang mencapai Bumi cenderung memiliki kecepatan lebih lambat sehingga lebih mudah tertarik oleh gravitasi Matahari.

  • Secara umum, tumbukan lebih mungkin terjadi pada musim dingin, ketika posisi Bumi berada di arah antapex, kebalikan dari arah gerak Matahari.

Selanjutnya: Tito Minta Pramono Alokasikan Anggaran Bedah Rumah di APBD Jakarta Tahun Depan

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 15 November 2025: Waktunya Adaptasi




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×