kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ilmuwan: Vaksin Pfizer dan Moderna bisa menghasilkan kekebalan bertahun-tahun


Selasa, 29 Juni 2021 / 08:07 WIB
Ilmuwan: Vaksin Pfizer dan Moderna bisa menghasilkan kekebalan bertahun-tahun
ILUSTRASI. Ilmuwan mengatakan, vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna memicu reaksi kekebalan terus-menerus dalam tubuh. REUTERS/Henry Nicholls


Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ada kabar baik mengenai vaksin Covid-19. Para ilmuwan melaporkan pada Senin (28/6/2021), vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna memicu reaksi kekebalan terus-menerus dalam tubuh yang dapat melindungi dari virus corona selama bertahun-tahun.

Melansir New York Times, temuan tersebut menambah bukti yang berkembang bahwa kebanyakan orang yang diimunisasi dengan vaksin mRNA mungkin tidak memerlukan booster, selama virus dan variannya tidak berkembang jauh melampaui bentuknya saat ini. 

Sementara itu, orang yang sembuh dari Covid-19 sebelum divaksinasi mungkin tidak memerlukan booster meskipun virus tersebut membuat transformasi yang signifikan.

"Ini pertanda baik untuk seberapa tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini," kata Associate Professor Ali Ellebedy, seorang ahli imunologi di Washington University di St Louis yang memimpin penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Baca Juga: Cara meningkatkan daya tahan tubuh bagi lansia untuk mencegah Covid-19

New York Times melaporkan, studi tersebut tidak mempertimbangkan vaksin virus corona yang dibuat oleh Johnson & Johnson. Akan tetapi, Prof Ellebedy memperkirakan respons imun kurang tahan lama dibandingkan yang diproduksi oleh vaksin mRNA.

Prof Ellebedy dan rekan-rekannya melaporkan bulan lalu bahwa pada orang yang selamat dari Covid-19, sel-sel kekebalan yang mengenali virus itu diam di sumsum tulang setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi. Sebuah studi oleh tim lain menunjukkan bahwa apa yang disebut sel memori B terus matang dan menguat setidaknya satu tahun setelah infeksi.

Baca Juga: Ahli: Mencampur vaksin Covid-19 bisa memberikan perlindungan yang baik

Berdasarkan temuan itu, para peneliti menyarankan bahwa kekebalan dapat bertahan selama bertahun-tahun, mungkin seumur hidup, pada orang yang terinfeksi virus corona dan kemudian divaksinasi. Tetapi tidak jelas apakah vaksinasi saja mungkin memiliki efek jangka panjang yang sama.

Tim Prof Ellebedy berusaha menjawab pertanyaan itu dengan melihat sumber sel memori: kelenjar getah bening, tempat sel-sel kekebalan berlatih untuk mengenali dan melawan virus.

Setelah infeksi atau vaksinasi, struktur khusus yang disebut pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening. Struktur ini adalah semacam sekolah elit untuk sel B - kamp pelatihan di mana mereka menjadi semakin canggih dan belajar mengenali serangkaian rangkaian genetik virus yang beragam.

Baca Juga: Vaksin Sinovac diizinkan untuk anak, begini hasil uji klinisnya

Semakin luas jangkauan dan semakin lama sel-sel ini harus berlatih, semakin besar kemungkinan mereka mampu menggagalkan varian virus yang mungkin muncul.

Prof Ellebedy dan rekan-rekannya merekrut 41 orang - termasuk delapan dengan riwayat infeksi virus - yang diimunisasi dengan dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Dari 14 orang ini, tim mengekstrak sampel dari kelenjar getah bening pada tiga, empat, lima, tujuh dan 15 minggu setelah dosis pertama.

Tim Prof Ellebedy menemukan bahwa 15 minggu setelah dosis pertama vaksin, pusat germinal masih sangat aktif di semua 14 peserta, dan jumlah sel memori yang mengenali virus corona tidak menurun.

Selanjutnya: Tips meningkatkan imun tubuh kala pandemi Covid-19




TERBARU

[X]
×