kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF dan Bank Dunia Mulai Mengevakuasi Sejumlah Staf dari Ukraina


Selasa, 15 Februari 2022 / 11:58 WIB
IMF dan Bank Dunia Mulai Mengevakuasi Sejumlah Staf dari Ukraina
ILUSTRASI. Logo Dana Moneter Internasional di kantor pusatnya di Washington, AS.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KYIV. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada hari Senin (14/2) melaporkan telah mulai mengevakuasi sejumlah staf dari Ukraina. Tapi, kedua lembaga tersebut memastikan bahwa program pinjaman dan dukungan lain di Ukraina tetap berlanjut.

Melalui pesan yang diterima Reuters, Bank Dunia mengatakan mereka telah menangguhkan sementara misi staf ke Ukraina dan memantau dengan cermat situasi di perbatasan dengan Rusia.

"Prioritas utama Grup Bank Dunia adalah menjaga staf kami dan keluarga mereka tetap aman. Sejalan dengan kebijakan evakuasi kami, relokasi sementara staf sedang berlangsung dan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan diterapkan," tulis Bank Dunia dalam memonya.

Namun, memo tersebut tidak menjelaskan secara detail tentang di mana atau berapa banyak staf yang dipindahkan.

Seorang juru bicara Bank Dunia juga mengatakan operasi pemberi pinjaman pembangunan di Ukraina akan terus berlanjut. Pekerjaan ini akan dilakukan dari lokasi yan telah ditentukan.

Baca Juga: Joe Biden Meminta Seluruh Warga AS untuk Meninggalkan Ukraina

Di saat yang sama, IMF juga memindahkan perwakilannya di Ukraina, Vahram Stepanyan, ke luar negeri. Stepanyan telah mengepalai kantor IMF di Kyiv sejak Juli 2021.

"Staf IMF tetap terlibat dan berhubungan dengan rekan-rekan Ukraina mereka," kata juru bicara IMF, seperti dikutip Reuters.

Hingga saat ini IMF masih mempertahankan program pinjaman senilai US$ 5 miliar untuk Ukraina. Sementara Bank Dunia telah menyediakan pembiayaan hampir US$ 1,3 miliar sejak pandemi Covid-19 dimulai.

Selain kedua lembaga internasional tersebut, Amerika Serikat dan Australia juga sudah memutuskan untuk mengevakuasi warganya, terutama para staf di kedutaan. Jepang juga mulai mempertimbangkan evakuasi mengingat situasi perbatasan yang semakin tegang.




TERBARU

[X]
×