kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

Impor China Merosot di Tengah Memanasnya Perang Dagang dengan AS


Sabtu, 08 Maret 2025 / 06:05 WIB
Impor China Merosot di Tengah Memanasnya Perang Dagang dengan AS
ILUSTRASI. Suasana kerja berlangsung di Terminal Peti Kemas Longtan, Pelabuhan Nanjing, Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada tanggal 31 Juli 2024. (Photo by Costfoto/NurPhoto)NO USE FRANCE


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Impor China secara tak terduga menyusut selama periode Januari-Februari 2025. Sementara ekspor kehilangan momentum karena meningkatnya tekanan tarif dari Amerika Serikat membayangi pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dua bulan pertama tahun ini menjadi awal dari babak baru perang dagang AS-China, dengan Presiden AS Donald Trump memberlakukan tambahan tarif 10% pada barang-barang China, dengan alasan bahwa Beijing belum cukup menekan peredaran opioid mematikan, fentanyl.

Baca Juga: Diprotes Importir China, Dirjen Minerba Tegaskan Tak Ada Penundaan Penerapan HBA

Langkah ini menghentikan upaya para eksportir untuk mempercepat pengiriman sebelum pembatasan diterapkan. Sementara produksi juga melambat karena para pekerja China libur untuk perayaan Tahun Baru Imlek.

Para analis menilai anjloknya impor menandakan bahwa Beijing mulai mengurangi pembelian komoditas utama, sebagai persiapan menghadapi empat tahun lagi ketegangan dagang dengan pemerintahan Trump yang kedua.

“Penurunan impor terlihat pada komoditas seperti gandum, bijih besi, dan minyak mentah, yang kemungkinan berkaitan dengan strategi China dalam membangun cadangan strategis,” kata Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit.

“China mungkin telah mengimpor terlalu banyak dari komoditas-komoditas tersebut pada 2024 dan kini perlu mengurangi volume pembelian,” tambahnya.

“Hal ini terutama berlaku untuk bijih besi, karena produksi baja sudah melebihi kebutuhan ekonomi.”

Hingga saat ini, ekspor menjadi titik terang bagi ekonomi China yang tengah berjuang dengan lemahnya kepercayaan rumah tangga dan bisnis akibat krisis utang di sektor properti.

Baca Juga: China Menyatakan Siap Berperang dengan Amerika

Data bea cukai yang dirilis Jumat (7/3) menunjukkan bahwa impor turun 8,4% secara tahunan, jauh di bawah perkiraan kenaikan 1% dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom, serta lebih buruk dari kenaikan 1% pada Desember.

Ekspor dari negara manufaktur terbesar dunia hanya naik 2,3% dalam periode yang sama, jauh dari perkiraan kenaikan 5% dan melambat dari lonjakan 10,7% pada Desember.

China merilis data perdagangan gabungan Januari-Februari untuk menghindari distorsi akibat pergeseran waktu libur Tahun Baru Imlek, yang tahun ini jatuh antara 28 Januari hingga 4 Februari.

“(Perlambatan ekspor) mungkin sebagian disebabkan oleh berkurangnya pengiriman barang lebih awal yang sempat meningkat akhir tahun lalu untuk menghindari dampak perang dagang,” kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

“Penurunan tajam impor bisa mencerminkan lemahnya permintaan domestik serta penurunan impor bahan baku untuk perdagangan pengolahan,” tambahnya.

“Dampak tarif AS yang lebih tinggi terhadap barang-barang China kemungkinan baru akan terlihat bulan depan.”

Baca Juga: China Isyaratkan Stimulus Tambahan Jika Pertumbuhan Melambat

Impor oleh perusahaan milik negara merosot 20,6% dibandingkan kenaikan 2,7% oleh perusahaan swasta, menurut data bea cukai, yang mengindikasikan bahwa importir komoditas terbesar dunia kini lebih mengandalkan stok cadangan, mengingat dominasi pembeli yang didukung negara.

Impor minyak mentah China turun 5% secara tahunan dalam dua bulan pertama 2025, akibat sanksi AS yang lebih ketat terhadap kapal pengangkut minyak Rusia dan Iran.

Sementara itu, impor logam tanah jarang anjlok 24,1% dan impor tembaga turun 7,2% dalam periode yang sama.

Impor bijih besi juga turun 8,4%, terhambat oleh gangguan cuaca di Australia, produsen utama komoditas ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×