kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.054   70,33   1,01%
  • KOMPAS100 1.054   13,86   1,33%
  • LQ45 829   11,75   1,44%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 423   6,45   1,55%
  • IDXHIDIV20 509   7,25   1,44%
  • IDX80 120   1,59   1,34%
  • IDXV30 125   0,66   0,53%
  • IDXQ30 141   1,87   1,34%

Indeks Kepercayaan Konsumen AS Capai Titik Terendah dalam Sembilan Bulan


Rabu, 26 April 2023 / 15:31 WIB
Indeks Kepercayaan Konsumen AS Capai Titik Terendah dalam Sembilan Bulan
ILUSTRASI. Warga berbelanja di Amerika Serikat. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Survei kepercayaan konsumen dari Conference Board pada Selasa mencatat indeks kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir pada April ini seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi ekonomi. 

Conference Board memaparkan indeks kepercayaan konsumen pada April turun menjadi 101,3 dari yang sebelumnya 104,0 di bulan Maret. Angka itu lantas merupakan yang terendah sejak Juli 2022.

Angka itu juga mencerminkan penurunan harapan bagi konsumen di bawah usia 55 tahun dan keluarga yang berpenghasilan US$ 50.000 atau lebih per tahun. Ini menunjukkan keluarga yang berpenghasilan tinggi juga tak luput dari kekhawatiran ekonomi.

Meski ada kekhawatiran, ternyata ekonomi tetap bisa bertahan berkat pasar tenaga kerja yang kuat. Konsumen telah menunjukkan ketahanan ekonomi meskipun inflasi tinggi dan ada kenaikan suku bunga.

Baca Juga: British American Tobacco Dikenai Sanksi Denda Rp 9,4 Triliun Terkait Korea Utara

Namun demikian, keadaan tetap bisa berbalik karena efek dari gencarnya kampanye kenaikan suku bunga oleh The Fed untuk menjinakkan inflasi yang mulai berdampak lebih besar. Apalagi konsumen juga semakin sensitif terhadap kenaikan harga.

“Suku bunga telah meningkat selama lebih dari setahun, dan kita merasakan dampaknya,” ujar Ekonom Senior di BMO Capital Markets di Toronto, Jennifer Lee dilansir Reuters, Rabu (26/4).

“Meskipun pasar tenaga kerja masih kuat, dan merupakan hal yang baik, inflasi yang tinggi tentu tetap punya konsekuensi,” tandas Lee.

Di samping itu, meskipun penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini membaik, prospek jangka pendek mereka memburuk. Ukuran prospek jangka pendek telah turun di bawah level yang diasosiasikan dengan resesi di tahun depan dalam 13 dari 14 bulan terakhir.

Risiko penurunan itu diperparah setelah runtuhnya dua bank besar di AS pada Maret, yang memperketat kondisi kredit. Bayang-bayang peningkatan batas pinjaman pemerintah federal yang sebesar US$ 31,4 triliun juga menjadi ancaman bagi perekonomian.

Niat Beli Melemah

Data menunjukan adanya niat beli yang melemah. Secara rinci, proporsi konsumen yang berencana untuk membeli peralatan rumah tangga dalam enam bulan ke depan turun menjadi 41% dan ini merupakan yang terkecil sejak September 2011, dari yang semula 44,8% di bulan Maret 2023.

Sementara proporsi yang berencana untuk membeli kendaraan bermotor merupakan yang terkecil dalam sembilan bulan terakhir. Lalu proporsi masyarakat yang berencana pergi liburan adalah yang terkecil sejak Juni.

Baca Juga: Vladimir Putin Tandatangani Dekrit Pengambilalihan Aset Rusia dari 2 Perusahaan Asing

Di samping itu, Lebih sedikit konsumen yang berniat untuk membeli rumah. Menanggapi itu, beberapa ekonom memperingatkan agar tidak terlalu terpaku pada penurunan data rencana pembelian tersebut. 

Apalagi laporan terpisah dari Departemen Perdagangan pada hari Selasa menunjukkan penjualan rumah baru melonjak 9,6% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 683.000 unit pada bulan Maret 2023 dan ini merupakan level tertinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×