Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama saham India berbalik melemah pada Selasa (2/9/2025), setelah sempat menguat di awal perdagangan.
Tekanan terutama datang dari pelepasan posisi pada saham-saham keuangan jelang jatuh tempo kontrak derivatif, meski sebagian besar sektor lain mencatatkan kenaikan.
Indeks NSE Nifty 50 turun 0,18% menjadi 24.579,60, sementara BSE Sensex melemah 0,26% ke level 80.157,88. Kedua indeks sebelumnya sempat naik hingga 0,5% pada sesi awal.
Penurunan terjadi akibat aksi jual di sektor keuangan yang mendominasi indeks Nifty. Saham-saham keuangan ditutup melemah 0,7%, setelah sebelumnya sempat naik 0,35%.
Baca Juga: Bursa Saham India Merosot Usai Ancaman Tarif Trump Terkait Minyak Rusia
Perubahan jadwal jatuh tempo derivatif mingguan di bursa NSE dari Kamis ke Selasa sejak 2 September menambah tekanan volatilitas, menurut pelaku pasar.
Sebaliknya, harapan akan pemangkasan pajak barang dan jasa (GST) mendorong saham-saham konsumsi naik 1,1%. Perusahaan seperti Nestle India, Hindustan Unilever, Dabur India, dan Emami menguat antara 1% hingga 4%.
Dewan GST dijadwalkan bertemu pada 3–4 September untuk membahas penurunan tarif pajak konsumsi sedikitnya 10 poin persentase bagi sekitar 175 produk, termasuk sampo, mobil hibrida, dan elektronik konsumen.
"Sentimen investor masih terpecah antara kekhawatiran tarif 50% dari Amerika Serikat dan optimisme atas reformasi GST yang akan datang," kata Prashant Tapse, Wakil Presiden Senior Riset Mehta Equities.
Secara sektoral, sembilan dari 16 sektor utama mencatat kenaikan. Pasar yang lebih luas juga menguat, dengan indeks saham berkapitalisasi kecil naik 0,5% dan menengah 0,3%.
Baca Juga: Kinerja Indeks Saham Syariah Masih Merekah
Reliance Industries menguat sekitar 1% sehingga mendorong indeks energi naik 1%, setelah Morgan Stanley menaikkan target harga saham tersebut dengan alasan prospek positif dari pengurangan kapasitas berlebih di sektor energi dan rantai pasok solar di China.
Saham perusahaan gula seperti Balrampur Chini, Triveni Engineering, Shree Renuka, dan Dalmia Bharat Sugar juga menguat setelah pemerintah mengizinkan produksi etanol tanpa batas dari produk samping tebu mulai tahun pemasaran 2025–2026.
Namun, saham Mahindra and Mahindra tertekan 2,4% setelah laporan Reuters menyebut panel pajak India merekomendasikan kenaikan tarif GST untuk kendaraan listrik mewah dari 5% menjadi 18%.