Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks saham luas Jepang, Topix, menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (26/9/2025).
Meskipun sektor farmasi mendapat tekanan setelah pengumuman tarif baru dari Gedung Putih semalam.
Sementara itu, indeks Nikkei yang sarat saham teknologi justru terkoreksi setelah pada Kamis (25/9) mencatatkan rekor penutupan. Saham-saham chip di Tokyo mengikuti pelemahan saham semikonduktor AS.
Baca Juga: Rupiah dan Dolar Taiwan Jadi Mata Uang Asia Paling Lesu Hari Ini
Topix naik 0,4% ke level 3.198,43 pada pukul 10.02 waktu Tokyo, sedikit di bawah rekor sesi yang sempat disentuh di 3.199,24.
Adapun Nikkei melemah 0,3% ke level 45.604,82, setelah sebelumnya ditutup di 45.754,93.
Dari 33 kelompok industri di Bursa Efek Tokyo, sektor real estat menjadi yang terbaik dengan kenaikan 2,3%. Sebaliknya, farmasi nyaris berada di posisi terbawah dengan penurunan hampir 1%.
Pasar merespons bervariasi terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif 100% untuk impor obat bermerek atau berpaten mulai 1 Oktober.
Saham Sumitomo Pharma anjlok 4,3%, Otsuka Holdings turun 3,5%, dan Daiichi Sankyo terkoreksi 1,6%. Namun, Takeda justru naik tipis 0,2% dan Shionogi menguat 1,3%.
Di sisi lain, penurunan tajam saham chip membebani Nikkei. Saham Lasertec dan Disco masing-masing merosot sekitar 5%, menjadi penekan utama indeks.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 8.060,8 di Pagi Ini (26/9), UNVR, SCMA, ASII Jadi Top Gainers LQ45
Meski demikian, analis tetap optimistis. Strategis dari Sumitomo Mitsui DS Asset Management, Masayuki Kichikawa, menilai fundamental ekonomi Jepang masih cukup sehat dan valuasi saham relatif lebih masuk akal dibandingkan Wall Street maupun pasar lain.
“Memang, ketika sektor teknologi AS terkoreksi, saham Jepang juga terdampak. Tapi mereka seharusnya menunjukkan ketahanan,” kata Kichikawa.
“Memang saham Jepang tidak murah, tetapi masih lebih rasional dibandingkan saham AS.”