kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

India dan China bisa jadi pembeli pertama rudal S-500 Rusia, tengok kemampuannya


Jumat, 05 November 2021 / 23:05 WIB
India dan China bisa jadi pembeli pertama rudal S-500 Rusia, tengok kemampuannya


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. India, China, dan beberapa negara mitra Rusia bisa menjadi pembeli pertama sistem rudal anti-pesawat S-500, kata Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer Dmitry Shugayev mengatakan dalam sebuah wawancara dengan RBC, Selasa (2/11).

"Kami menganggap India serta China dan semua negara yang memiliki hubungan lama, mitra, dengan kami sebagai calon pembeli sistem terbaru ini," katanya, menanggapi pertanyaan tentang apakah India bisa menjadi yang pembeli asing pertama rudal S-500 buatan Rusia.

Menurut Shugayev, India adalah mitra strategis lama Rusia.

“Kami telah menyelesaikan kontrak untuk S-400 dan mereka (India) akan menerima set batalion pertama dari sistem ini pada akhir tahun. Itulah mengapa cukup logis mereka akan menunjukkan minat di masa mendatang dan meminta S-500 dari kami juga," ujar dia, seperti dikutip TASS.

Rusia akan memulai mengekspor sistem rudal permukaan-ke-udara S-500 hanya setelah semua pesanan dari senjata ini dikirim ke militer  mereka.

"Waktu akan menunjukkan ketika ini terjadi. Kami akan memeriksa permintaan potensial secara individual dalam setiap kasus tertentu," kata Shugayev.

Baca Juga: Punya rudal hipersonik Tsirkon mulai 2022, Angkatan Laut Rusia makin bertaji

Mampu menembak jatuh satelit orbit rendah

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan, sistem S-500 merupakan penangkal terhadap senjata hipersonik masa depan milik negara lain. 

S-500 adalah versi lanjutan dari S-400. Wakil Panglima Angkatan Udara Rusia Letnan Jenderal Andrei Yudin mengatakan kepada surat kabar Krasnaya Zvezda, pengembangan sistem rudal S-500 akan selesai pada 2021.

"Perlu dicatat, pekerjaan untuk mengembangkan pertahanan udara bergerak S-500 dan sistem rudal anti-balistik dijadwalkan selesai pada 2021," katanya, seperti dilansir TASS.

Juga dikenal sebagai "pembunuh jet tempur siluman F-35 buatan AS", S-500 memiliki peluru kendali jarak jauh 40N6 yang mampu menyerang target hingga sejauh 250 kilometer. 

Sistem S-500 bisa mendeteksi dan menyerang hingga 10 hulu ledak rudal balistik yang terbang dengan kecepatan lebih dari 6,5 km per detik.

Baca Juga: Ini dia kapal selam Rusia pertama yang bawa rudal hipersonik Tsirkon

Almaz-Antey, perusahaan milik negara Rusia yang merancang S-500 Prometey, mengklaim sistem rudal ini mampu menembak jatuh satelit orbit rendah dan pesawat ruang angkasa jenis tertentu di dekat luar angkasa.

"Karakteristik yang melekat pada rudal permukaan-ke-udara S-500 memungkinkan untuk menghancurkan senjata hipersonik dari semua modifikasi, termasuk di dekat ruang angkasa," kata Sergei Surovikin, Kepala Pasukan Dirgantara Rusia, kepada Red Star.

"S-500 bisa diklasifikasikan sebagai generasi pertama sistem pertahanan antariksa karena di masa depan akan mampu menghancurkan satelit orbit rendah dan senjata ruang angkasa," tambahnya.

Rudal bahan bakar padat dua tahap sepanjang 30 kaki ini akan mampu meluncur dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara, mencegat target yang bergerak dengan kecepatan 15,6 Mach, Sputnik melaporkan.

S-500 adalah suplemen untuk S-400 dan pengganti rudal anti-balistik A-135 serta bisa membuat sistem rudal AS seperti Patriot dan THAAD juga jet tempur siluman F-35 generasi kelima menjadi usang.

"S-500 merupakan pukulan terhadap prestise Amerika," kata Chief Designer Almaz-Antey Pavel Sozinov. "Sistem kami menetralkan senjata ofensif Amerika, dan melampaui semua sistem anti-udara dan anti-rudal Amerika yang sangat populer".

Selanjutnya: Turki siap beli jet tempur Su-57 Rusia, kalau gagal capai kesepakatan dengan AS



TERBARU

[X]
×