kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Industri di zona euro masih tertekan krisis


Selasa, 24 Juli 2012 / 15:23 WIB
Industri di zona euro masih tertekan krisis
ILUSTRASI. Pokemon Unite


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

JAKARTA. Jangan berharap kondisi ekonomi kawasan negara pengguna euro bakal pulih dalam waktu dekat. Angka Purchasing Manager Index (PMI) kawasan zona Euro yang dirilis Markit menunjukkan ekonomi kawasan tersebut masih tertekan.

Angka PMI zona euro di Juli tercatat sebesar 46,4. Angka ini sama dengan angka PMI di Juni lalu. Artinya, kawasan negara pengguna euro telah mengalami kontraksi setidaknya selama enam bulan berturut-turut. "Angka PMI Juli mengisyaratkan penurunan di kawasan euro belum akan terhenti di awal kuartal ketiga ini," sebut Chris Williamson, Kepala Ekonom Markit melalui pernyataan resmi hari ini (24/7).

Angka PMI sektor jasa memang menunjukkan sedikit perbaikan. PMI sektor jasa kawasan euro di Juli mencapai level 47,6, naik tipis dari 47,1 di Juni lalu. Ini adalah level PMI tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Sayangnya, angka PMI sektor manufaktur terus turun tajam. Bulan ini, angka PMI sektor manufaktur merosot ke level 44,1. Ini merupakan level terendah dalam 37 bulan terakhir. Indeks produksi sektor manufaktur juga turun ke level 43,6, yang merupakan level terendah dalam 38 bulan terakhir.

Maklumlah, tingkat produksi di negara-negara pengguna euro memang turun tajam. Jerman mencatatkan penurunan tingkat produksi paling tajam sejak Juni 2009.

Sementara Prancis mencetak penurunan tingkat produksi selama lima bulan berturut-turut. Negara-negara pengguna euro lainnya rata-rata juga sudah membukukan penurunan tingkat produksi selama 14 bulan berturut-turut.

Tingkat lapangan kerja di kawasan tersebut juga sudah turun selama tujuh bulan berturut-turut. Ini merupakan penurunan paling dalam sejak Januari 2010. "Perusahaan di kawasan tersebut melakukan pemangkasan jumlah pekerja paling banyak dalam dua setengah tahun terakhir, seiring prospek yang semakin suram," papar Williamson.

Selain itu, industri manufaktur juga mengurangi stok bahan baku. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan penjualan di masa mendatang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×