Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - GUANYUN. Industri pakaian dalam di daerah Guanyun, Tiongkok, telah mengalami perkembangan yang pesat berkat adanya kebijakan pengecualian tarif impor dari Amerika Serikat yang dikenal dengan aturan "de minimis".
Aturan ini memungkinkan barang dengan nilai hingga US$800 untuk dikirim tanpa dikenakan tarif jika dikirim ke konsumen individu. Namun, perubahan kebijakan yang direncanakan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan calon Presiden Donald Trump, yang berencana untuk menghapus pengecualian tarif ini, dapat berdampak besar pada sektor ini.
Industri yang telah berkembang pesat di bawah pengaruh e-commerce global, terutama melalui platform seperti Shein dan Temu, kini menghadapi ancaman yang berpotensi mengguncang perekonomian lokal di Guanyun.
Baca Juga: Bitcoin Tembus US$106,000, Didorong Rencana Trump Cadangkan Kripto
Meningkatnya Popularitas Industri Pakaian Dalam di Guanyun
Guanyun, sebuah daerah yang sebelumnya dikenal dengan sektor pertaniannya, kini menjadi pusat industri pakaian dalam, terutama produk lingerie. Lei Congrui, pemilik perusahaan Midnight Charm Garment Co., merupakan salah satu pelaku utama dalam industri ini.
Bisnisnya, yang didirikan sejak 2006, telah berkembang pesat berkat permintaan yang besar dari pasar luar negeri, khususnya AS. Lei mengandalkan platform e-commerce seperti Shein untuk menjual produknya, yang mengandalkan pengecualian tarif dari aturan "de minimis" untuk mengirimkan barang ke konsumen dengan biaya rendah.
Sebelum AS menaikkan ambang batas pengecualian tarif pada tahun 2015, Lei hanya mengirimkan produk ke pasar domestik. Namun, setelah aturan tersebut berubah, ekspornya meningkat tajam, dan pendapatannya mencapai lebih dari US$1,3 juta tahun lalu.
Lei bukan satu-satunya yang merasakan manfaat dari kebijakan ini. Sekitar 1.400 perusahaan di Guanyun kini memproduksi pakaian dalam erotis, menciptakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 100.000 orang di daerah ini.
Baca Juga: Kebijakan Trump Bakal Kurangi Daya Tarik Surat Utang Indonesia
Ancaman dari Penghapusan Aturan "De Minimis"
Namun, dengan rencana perubahan kebijakan perdagangan AS yang akan menghapus pengecualian tarif untuk barang dengan nilai di bawah US$800, industri ini kini menghadapi ketidakpastian yang besar.
Hasil survei Nomura menunjukkan bahwa penghapusan aturan "de minimis" akan berdampak pada ekspor Tiongkok, termasuk sektor pakaian dalam, yang diperkirakan akan mengalami penurunan pertumbuhan ekspor sebesar 1,3 poin persentase dan menurunkan pertumbuhan PDB sebesar 0,2 poin.
Lei dan rekan-rekannya di industri ini merasa cemas. Mereka khawatir biaya ekspor yang lebih tinggi akan menurunkan volume penjualan, mempengaruhi pendapatan mereka, dan menyebabkan harga produk yang lebih tinggi bagi konsumen AS.
Lei mempertimbangkan untuk berinvestasi di gudang-gudang di AS dan beralih ke model pengiriman dengan kargo massal untuk menurunkan biaya.
Xu Yan, pendiri perusahaan lingerie Gummy Park, juga menyatakan keyakinannya bahwa pasar lain di luar AS, seperti Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Asia Tengah, dapat menggantikan penurunan penjualan di AS. Meskipun demikian, ketergantungan industri ini pada pasar AS tetap menjadi risiko besar.
Baca Juga: Trump Guncang Dunia Keuangan dengan Cadangan Bitcoin, Kapitalisasi Capai US$15 T
Dampak Terhadap Ekonomi Lokal Guanyun
Industri pakaian dalam di Guanyun tidak hanya berdampak pada pengusaha, tetapi juga pada pekerja lokal. Zhang Lan Lan, seorang pekerja di pabrik Midnight Charm, mengaku penghasilannya yang mencapai 7.000 yuan per bulan setara dengan gaji pekerja di sektor mobil listrik yang sedang berkembang pesat di Tiongkok.
Pekerjaan ini memberinya kesempatan untuk tinggal bersama anak-anaknya tanpa harus pergi ke kota besar untuk bekerja.
Pekerjaan di pabrik juga memberi kesempatan kepada orang-orang seperti Zhou, seorang wanita berusia 72 tahun yang bekerja di gudang Midnight Charm, untuk mendapatkan penghasilan tambahan sebesar 3.000 yuan per bulan.
Pekerjaan ini memberikan kehidupan yang lebih baik daripada bekerja di ladang, menurut Zhou, yang merasa lebih baik daripada sebelumnya. "Orang-orang saat ini lebih mudah," kata Zhou.
Namun, jika kebijakan perdagangan AS berubah, hal ini bisa berdampak besar pada daya beli masyarakat Guanyun yang rata-rata pendapatan disposabelnya melebihi 21.000 yuan pada tahun 2022.
Dengan ancaman penurunan ekspor yang signifikan, para pekerja dan pengusaha lokal di Guanyun harus memikirkan cara untuk bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Baca Juga: Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Bersih Elon Musk Capai Rp 6.336 Triliun!
Tantangan Masa Depan dan Overinvestasi Lokal
Pemerintah daerah Guanyun dan Tiongkok mendukung perkembangan industri ini dengan investasi besar dalam pembangunan taman industri, seperti WeMet Industrial Park, yang dikenal juga sebagai "Victoria's Secret Town".
Meskipun taman industri ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan riset, desain, dan logistik e-commerce, kenyataannya banyak bangunan di kawasan tersebut yang masih kosong, dan tidak ada jadwal resmi untuk peluncuran tahap berikutnya.
Menurut Majid Ghorbani, seorang profesor di China Europe International Business School, pemerintah lokal sering kali mengabaikan dampak ekonomi jangka panjang dari overinvestasi ini.
Meskipun mereka berhasil mempercepat pertumbuhan industri lokal, hal ini juga dapat menimbulkan masalah dalam jangka panjang, seperti kapasitas produksi yang berlebihan dan tekanan deflasi.