Sumber: Forbes | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun 2024, Donald Trump semakin menunjukkan dukungannya terhadap Bitcoin dan dunia cryptocurrency.
Sementara pasar Bitcoin melonjak tajam melewati angka US$100.000 per koin, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat berencana untuk membentuk strategic bitcoin reserve untuk memperkuat posisinya di kancah ekonomi global.
Dukungan ini terjadi di tengah ancaman krisis utang besar-besaran yang dapat mengguncang nilai dolar AS, serta gejolak geopolitik yang melibatkan negara-negara besar seperti Rusia.
Baca Juga: Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Bersih Elon Musk Capai Rp 6.336 Triliun!
Bitcoin: Wujud Kekuasaan Ekonomi Baru
Sebagai mantan presiden yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan, Trump melihat Bitcoin sebagai aset strategis yang akan mengubah lanskap ekonomi dunia.
"Kita akan melakukan sesuatu yang luar biasa dengan crypto karena kita tidak ingin China, atau siapapun, mendahului kita," ujar Trump kepada CNBC.
Pernyataan ini mencerminkan tekadnya untuk memastikan bahwa AS tidak tertinggal dalam adopsi teknologi blockchain dan cryptocurrency, yang semakin mendapatkan tempat penting dalam sistem keuangan global.
Trump mengungkapkan rencananya untuk menciptakan cadangan strategis Bitcoin mirip dengan cadangan minyak AS yang sudah ada.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi dolar AS yang terancam oleh ketidakpastian ekonomi global dan kemunculan mata uang digital dari negara lain.
Baca Juga: Daftar Terbaru Orang Terkaya di Indonesia, Hartono Bersaudara Masih di Puncak
Rencana Trump dan Bitcoin Strategic Reserve
Pada bulan Juli 2024, Donald Trump yang saat itu masih calon presiden dari Partai Republik, berjanji untuk membentuk strategic national bitcoin reserve dan menyatakan keyakinannya bahwa Bitcoin akan melampaui kapitalisasi pasar emas yang mencapai US$16 triliun.
Dalam pidatonya di konferensi Bitcoin 2024, Trump memprediksi Bitcoin akan semakin dominan di pasar global sebagai cadangan alternatif yang lebih aman daripada emas, bahkan lebih unggul dari dollar AS dalam hal stabilitas dan daya tarik investasi.
Selain Trump, senator Republik Cynthia Lummis juga memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang bernama Boosting Innovation, Technology and Competitiveness Through Optimized Investment Nationwide (BITCOIN) Act, yang mengusulkan agar pemerintah AS membeli 1 juta Bitcoin dalam lima tahun untuk mengurangi utang nasional yang terus membengkak hingga mencapai US$35 triliun.
Hal ini tentu akan menjadi langkah besar dalam merubah cara dunia memandang Bitcoin sebagai aset yang lebih dari sekadar spekulasi, namun juga sebagai penyelamat ekonomi nasional.
Baca Juga: TikTok Terancam Dilarang di AS, Pengguna Diminta Amankan Akun Sebelum Terlambat!
Rusia dan Potensi Bitcoin Cold War
Sementara itu, di sisi lain dunia, Rusia tampaknya juga sedang mengembangkan rencana serupa. Para legislator Rusia baru-baru ini mengusulkan pembentukan cadangan strategis Bitcoin negara mereka, setelah Presiden Vladimir Putin memuji Bitcoin sebagai alternatif untuk cadangan mata uang asing.
Ini merupakan langkah yang mencerminkan upaya Rusia untuk mengatasi sanksi internasional yang dikenakan oleh negara-negara Barat akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Pemikiran ini semakin menegaskan kemungkinan munculnya "bitcoin cold war," di mana negara-negara besar seperti AS dan Rusia berlomba-lomba untuk mengamankan pasokan Bitcoin yang dapat mendukung kestabilan ekonomi mereka di masa depan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada mata uang tradisional yang terpengaruh oleh inflasi dan kebijakan moneter global.
Prediksi Harga Bitcoin yang Meningkat Pesat
Kebijakan yang diusulkan oleh Trump, ditambah dengan dukungan dari tokoh-tokoh besar seperti Elon Musk, semakin memperkuat prediksi harga Bitcoin yang terus meroket.
Perianne Boring, pendiri Asosiasi Perdagangan Digital Chamber, menyebutkan bahwa jika Trump berhasil merealisasikan sebagian besar rencana terkait Bitcoin, maka potensi harga Bitcoin akan melonjak sangat tinggi.
Baca Juga: Hanya dengan Satu Tweet Enam Kata, Elon Musk Buat Saham Tesla Anjlok Rp 221 Triliun
"Model stock-to-flow memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai lebih dari US$800.000 pada akhir tahun depan," tambah Boring, yang mengindikasikan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa mencapai sekitar US$15 triliun, jauh melampaui angka US$2 triliun yang ada saat ini.
Hal ini memberikan gambaran tentang betapa besar potensi Bitcoin dalam beberapa tahun ke depan, dengan semakin banyak investor yang melihatnya sebagai penyelamat nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.