Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Perusahaan pertahanan Turki Baykar mengumumkan bahwa kendaraan tempur udara tak berawak (UCAV) bertenaga jet pertamanya menyelesaikan penerbangan perdananya pada Rabu (14/12).
Baykar merilis sebuah video yang menunjukkan UCAV Kizilelma (Apel Emas) lepas landas dan kemudian kembali ke pangkalan udara di provinsi Corlu barat laut, 85 kilometer barat Istanbul.
Data Flightradar juga menunjukkan pesawat tak dikenal dengan tanda panggilan BYK07 terdeteksi di atas Bandara Corlu pada hari Rabu.
Drone Bayraktar TB2 produk sebelumnya telah mendapat perhatian global dan membuat Baykar jadi salah satu produsen pesawat tempur global yang produknya diminati sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Putin: Ancaman Perang Nuklir Meningkat, Tapi Kami Tidak Gila
Permintaan internasional terhadap drone yang diproduksi Baykar, yang digerakkan baling-baling tersebut, melonjak setelah digunakan di Suriah, Ukraina, dan Libya, di mana bom penembus lapis baja yang dipandu laser membantu mengusir serangan pasukan yang didukung UEA dua tahun lalu.
Chief technology officer Baykar, Selcuk Bayraktar, mengatakan dalam video bahwa Kizilelma telah berhasil menyelesaikan penerbangan perdananya.
UCAV akan meningkatkan kecepatan tertinggi dan daya dukung drone yang ada di Turki, yang juga memainkan peran penting dalam konflik di Libya dan Irak utara.
Drone baru Turki yang ditenagai oleh mesin jet menunjukkan fitur eksterior yang mirip dengan jet tempur generasi kelima. Baykar mengatakan selain misi drone konvensional, Kizilelma akan dapat melakukan serangan udara ke udara.
Baca Juga: Belajar dari Skandal Masa Lalu, Vatikan Keluarkan Aturan & Larang Sejumlah Investasi
Malaysia dan Indonesia telah menyatakan minatnya untuk membeli drone bersenjata dari Turki, sementara 20 di antaranya telah dikirim ke Uni Emirat Arab.
Baykar berencana untuk menyelesaikan pembangunan pabriknya di Ukraina, satu-satunya di luar Turki, dalam dua tahun.
Setelah dihapus dari program jet tempur F-35, Turki mengubah kapal induk lepas landas vertikalnya, yang masih dalam pembangunan menjadi kapal induk drone. Kapal induk akan berfungsi sebagai pangkalan untuk Kizilema dan drone lain yang digunakan oleh militer Turki.